Anak Berpotensi Menular Meski Antibodi Covid-19 Telah Muncul
Virus corona dan antibodi tampak mampu hidup berdampingan di tubuh anak.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Studi terbaru telah menemukan bahwa virus corona dan antibodi dapat hidup berdampingan pada pasien anak-anak. Dilansir Times Now News, Jumat (4/9), studi tersebut telah dipublikasikan di Journal of Pediatrics.
"Pada sebagian besar virus, ketika Anda mulai mendeteksi antibodi, Anda tidak akan mendeteksi virus lagi, tetapi pada Covid-19, kami melihat keduanya," kata Burak Bahar MD, penulis utama studi dan direktur Laboratorium Informatika di Children's National Hospital.
Apa artinya? Bahar menjelaskan, itu tandanya anak-anak masih berpotensi menularkan virus meski antibodi sudah terdeteksi.
Bahar mengungkap bahwa tahap penelitian selanjutnya adalah menguji apakah virus yang ada bersama antibodi dapat ditularkan ke orang lain. Ia menyebut, masih belum diketahui apakah antibodi berkorelasi dengan kekebalan dan berapa lama antibodi dan perlindungan potensial dari infeksi ulang bertahan.
Penelitian ini juga menilai waktu pemberantasan virus dan tanggapan imunologis. Ditemukan waktu rata-rata dari positif virus ke negatif, ketika virus tidak dapat lagi dideteksi, adalah 25 hari.
Waktu median untuk seropositif atau adanya antibodi dalam darah adalah 18 hari, sedangkan waktu median untuk mencapai tingkat antibodi penetral yang memadai adalah 36 hari. Antibodi penetral penting untuk melindungi seseorang dari infeksi ulang virus yang sama.
Studi ini menggunakan analisis retrospektif terhadap 6.369 anak yang dites SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, dan 215 pasien yang menjalani tes antibodi di Children's National Hospital antara 13 Maret 2020 hingga 21 Juni 2020. Dari 215 pasien, 33 menjalani tes bersama untuk virus dan antibodi selama perjalanan penyakit mereka.
Sembilan dari 33 menunjukkan adanya antibodi dalam darahnya beberapa waktu kemudian dites positif terkena virus. Yang juga perlu diperhatikan, peneliti menemukan pasien berusia enam hingga 15 tahun membutuhkan waktu lebih lama untuk membersihkan virus (median 32 hari) dibandingkan dengan pasien berusia 16 hingga 22 tahun (median 18 hari).
Perempuan dalam kelompok usia enam hingga 15 tahun juga membutuhkan waktu lebih lama untuk membersihkan virus dibandingkan pria (median 44 hari untuk perempuan dibandingkan dengan median 25,5 hari untuk pria).
Meskipun ada data yang muncul mengenai waktu ini pada orang dewasa dengan Covid-19, data mengenai populasi anak-anak jauh lebih sedikit. Temuan yang dikumpulkan oleh peneliti dan ilmuwan rumah sakit anak di seluruh dunia sangat penting untuk membantu memahami dampak unik pada anak-anak dan peran mereka dalam penularan virus.
"Kesimpulannya di sini adalah kita tidak boleh lengah hanya karena seorang anak memiliki antibodi atau tidak lagi menunjukkan gejala. Peran terus-menerus dari kebersihan yang baik dan menjaga jarak sosial tetap penting," kata Bahar.