Masa Pandemi, Waspadai Doomscrolling

Doomscrolling berefek negatif bagi kesehatan fisik maupun mental.

Republika.co.id
Jaga kesehatan mental selama mewabahnya corona (ilustrasi). Selama pandemi, waspadai doomscrolling atau doomsurfing terhadap kesehatan mental.
Rep: Wahyu Suryana Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, 

Baca Juga


SLEMAN -- Doomscrolling atau doomsurfing jadi istilah populer sejak pandemi Covid-19 melanda. Psikiater UGM, Ronny Tri Wirasto mengatakan, doomscrolling atau doomsurfing menggambarkan kecenderungan menelusuri berita negatif terus menerus melalui media sosial.

Fenomena doomscrolling semakin banyak dijumpai selama masa pandemi, termasuk di Indonesia. Ia menilai, isolasi yang banyak dianjurkan untuk dilaksanakan, baik secara fisik maupun sosial jadi salah satu faktor pemicu doomscrolling.

Sebab, ia berpendapat, isolasi tersebut mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhan mendapatkan informasi, salah satunya lewat media sosial. Hal itu dilakukan karena isolasi membuat orang tidak mau kehilangan yang sudah ada sebelumnya.

"Baik secara sosial maupun fisik. Untuk mempertahankan itu salah satunya dilakukan melalui media sosial, termasuk membuat perilaku scrolling atau surfing," kata Ronny, akhir pekan ini.

Ronny menuturkan, ketika seseorang berada dalam kondisi khawatir atau merasa cemas, doomscrolling dilakukan untuk mengubah perasaan mereka. Artinya, saat melakukan itu orang berharap kecemasannya tertutup sesuatu yang lebih kuat.

"Sesuatu yang buruk atau negatif akan menutup rasa ketidaknyamaan itu," ujar Ronny.

Ia menyampaikan, doomscrolling memiliki efek negatif bagi kesehatan fisik maupun mental. Aktivitas ini awalnya menimbulkan gangguan kesulitan tidur, gangguan pola tidur itu akhirnya akan menyebabkan kesehatan fisik terganggu.

Selain itu, doomscrolling menyebabkan kelelahan secara mental, seseorang akan merasakan lelah yang berlebihan, jadi mudah marah dan sensitif. Jika kondisi ini terus berlanjut dikhawatirkan akan memunculkan gangguan mental.

"Perlu diwaspadai jika muncul ciri-ciri gangguan tidur, rasa lelah berlebih dan mudah merasa nyeri seluruh tubuh. Bila sudah terasa menganggu sebaiknya segera minta pendampingan profesional seperti psikolog atau psikiater," kata Ronny.

Untuk mengatasi efek samping doomscrolling, Ronny menekankan, perlu membuat batasan mengakses media sosial. Selain batasi informasi yang diakses, batasi waktu saat mencari dan membaca berita agar tidak larut perilaku doomscrolling.

Kemudian, coba sadari tujuan awal mengakses informasi, selalu ingatkan diri sendiri alasan mengapa melakukan penelusuran di media sosial. Jangan sampai justru terjebak membaca informasi yang tidak relevan dengan kebutuhan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler