Mahasiswa UNS Inovasikan Bekatul jadi Bahan Pangan

Bekatul dapat diolah menjadi bahan pangan yang menyehatkan

ANTARA/Basri Marzuki
Bekatul dapat diolah menjadi bahan pangan yang menyehatkan. Ilustrasi.
Rep: Binti Sholikah Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Enam mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo membuat inovasi bahan pangan berbahan dasar bekatul. Mereka tergabung dalam kelompok Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-M) yang berhasil didanai Kemendikbud tahun ini.

Langkah awal yang telah mereka lakukan berupa sosialisasi kepada masyarakat sasaran yang berada di Desa Plosorejo, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, beberapa waktu lalu. Sosialisasi tersebut diikuti masyarakat Desa Plosorejo yang tergabung dalam Kelompok Dasawisma Dahlia Putih.

Program pengabdian masyarakat tersebut beranggotakan enam mahasiswa dari Prodi yang berbeda yakni Nurul Fadhilah, Cahyani Fahmiati, Puspita Annisa Utami, Rofiq Sulthon Febriansyah, Yasmin Afifah, dan Yunita Anggraini.

Puspita Annisa Utami dari Prodi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian (PKP) Fakultas Pertanian (FP) UNS mengatakan salah satu faktor utama memilih desa mitra karena memiliki potensi utama di sektor pertanian.

Menurutnya salah satu produk utama dari pertanian di Desa Plosorejo adalah padi. Saat proses penggilingan padi, terdapat limbah hasil gilingan yang disebut bekatul.

"Kami berinisiatif untuk mengolah bekatul tersebut menjadi olahan pangan yang fungsional serta menyehatkan, daripada hanya untuk pakan ternak. Bekatul tersebut nanti akan kami olah menjadi cookies serta kue kering lainnya," jelasnya seperti tertulis dalam siaran pers, Ahad (6/9).

Mereka menggandeng kelompok Dasawisma di desa tersebut untuk meningkatkan dan mengolah potensi bekatul. Puspita menambahkan timnya ingin meningkatkan produktivitas kelompok Dasawisma Dahlia Putih dengan membuat inovasi olahan dari bekatul.

Setelah melakukan sosialisasi, timnya akan melakukan pendampingan dan pelatihan secara daring mengenai pengolahan bekatul menjadi bahan pangan. "Nanti pelatihannya berupa pembuatan dan penayangan video melalui Zoom untuk mengurangi interaksi secara langsung. Kemudian untuk pendampingan mitra selanjutnya yakni sosialisasi mengenai packaging dan pemasaran produk hasil olahan tersebut," terangnya.

Puspita berharap program PKM-M tersebut dapat meningkatkan keterampilan dan pendapatan perekonomian masyarakat khususnya kelompok Dasawisma Dahlia Putih. "Semoga perekonomian masyarakat dapat meningkat melalui pengolahan serta penjualan produk olahan bekatul. Selain itu semoga pemanfaatannya juga dapat dilakukan secara optimal," harapnya.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler