Turki Minta AS Kembali ke Posisi Netral dalam Isu Siprus
Awal bulan ini AS telah mencabut embargo senjata ke Siprus
REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Turki mengatakan Amerika Serikat (AS) harus kembali ke posisi netral dalam isu Siprus. Hal ini disampaikan setelah Washington dan Nicosia menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) untuk membangun pusat pelatihan di sana.
"Nota kesepahaman tidak akan memberikan perdamaian dan stabilitas di Mediterania dan akan merusak solusi masalah Siprus," kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam pernyataan mereka, Senin (14/9).
Awal bulan ini Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan Washington mencabut embargo senjata ke Siprus yang telah diberlakukan selama 33 tahun. Ia juga mengumumkan akan memperdalam kerja sama keamanan dengan Nicosia.
Selama kunjungannya ke Siprus pada Sabtu (12/9) lalu Pompeo mengatakan Washington masih 'sangat khawatir' dengan aksi Turki di Mediterania timur. Ankara bersitegang dengan Yunani dan Siprus atas wilayah maritim yang kaya sumber daya alam.
Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan langkah AS baru-baru ini meningkatkan ketegangan di Mediterania. Ankara meminta Washington kembali ke posisi netral yang sudah lama mereka anut dalam isu Siprus.
"Kami mengajak AS untuk kembali ke kebijakan netralitas yang sudah sejak lama dianut dalam isu kepulauan Siprus dan berkontribusi dalam upaya yang bertujuan meraih solusi dalam isu Siprus," tambah Kementerian Luar Negeri Turki.
Invasi Turki tahun 1976 memecah pulau timur Mediterania itu menjadi dua wilayah. Pemerintahan Siprus Yunani mewakili seluruh pulau di Uni Eropa walaupun sebenarnya mereka hanya menguasai bagian selatan pulau tersebut. Bagian utara Siprus yang dinamakan negara Siprus Turki hanya diakui oleh Ankara.
Turki mengirimkan dua kapal survei ke dua wilayah yang berbeda ke perairan pulau tersebut. Yunani dan Siprus marah dengan tindakan Ankara yang merasa memiliki hak untuk beroperasi di wilayah mereka sendiri.