Menhan Turki: Yunani Persenjatai 18 Pulau di Aegea
Menhan Turki menilai langkah Yunani melanggar hukum internasional.
REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan, pelanggaran Yunani terhadap perjanjian internasional dengan mempersenjatai 18 pulau di Aegan, meningkatkan ketegangan. Menurutnya, Yunani harus mengesampingkan perilaku provokatif yang meningkatkan ketegangan di kawasan.
Akar menekankan, bahwa diplomasi sangat penting dalam menyelesaikan perselisihan. Turki, kata dia selalu berpihak pada dialog dan negosiasi.
"Menurut pemahaman kami, ketegangan, provokasi tidak membantu siapa pun, terutama Yunani," kata Akar dikutip laman Haaretz, Senin (14/9).
Dia menegaskan, bahwa Turki akan terus mempertahankan hak-haknya di kawasan. Akar mengkritik kunjungan presiden Yunani ke Meis untuk perayaan kemerdekaan, "Seolah-olah tidak ada pulau lain yang tersisa untuk dirayakan, mereka datang ke sini. (Tindakan) ini, tentu saja, mengganggu kami," ujarnya.
Yunani berupaya mencoba untuk mengklaim ratusan mil wilayah laut dari Pulau Meis. Pulau seluas 26 kilometer persegi itu hanya berjarak dua kilometer dari pantai Turki, namun sejauh 600 kilometer dari Yunani. Di tengah ketegangan, pasukan Yunani terlihat bergerak di Meis, sebuah pulau yang didemiliterisasi melalui perjanjian lama.
Selain itu, Akar juga mengkritik sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron terhadap perselisihan di kawasan itu. "Jelas bahwa kebijakan Macron telah gagal. Dia mencoba mengambil beberapa peran untuk menutupi ini," katanya.
Berbicara tentang aktivitas kapal Oruc Reis Turki di Mediterania, dia menggarisbawahi bahwa akan ada pergerakan sesuai rencana. "Tidak mungkin meninggalkan hak Turki di sana," kata Akar.