BTN Target Salurkan Kredit PEN Senilai Rp 15,38 Triliun

Berbagai upaya telah dilakukan BTN untuk dapat mencapai target realisasi tersebut.

Republika/Edwin Dwi Putranto
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Pahala N Mansury. BTN memproyeksikan hingga 25 September 2020 perseroan akan merealisasikan penyaluran kredit sebesar Rp 15,38 triliun atau 102,5 persen.
Rep: Novita Intan Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk optimistis dapat memenuhi komitmen penyaluran kredit dari dana penempatan pemerintah untuk Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Diproyeksikan hingga 25 September 2020 perseroan akan merealisasikan penyaluran kredit sebesar Rp 15,38 triliun atau 102,5 persen.

Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan, segmen terbesar dari penerima pembiayaan tersebut adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi untuk 28.807 debitur senilai Rp 3,99 triliun. Dana itu setara 26 persen dari keseluruhan pembiayaan yang disalurkan.

"Sejak awal BTN berkomitmen memenuhi target untuk menyalurkan pembiayaan hingga 3 kali lipat atau sebesar Rp 15 triliun dari dana yang ditempatkan pemerintah. Porsi terbesar dari penyaluran pembiayaan tersebut ke sektor perumahan, sesuai dengan core business BTN," ujar Pahala kepada wartawan di Jakarta, Kamis (17/9).

Adapun segmen lain penerima pembiayaan dari penempatan dana pemerintah, KPR nonsubsidi dan kredit konsumer lainnya untuk 12.944 debitur senilai Rp 3,38 triliun atau setara 22 persen dari keseluruhan pembiayaan yang disalurkan. Kemudian kredit konstruksi dan kredit komersial lainnya sebanyak 2.454 debitur senilai Rp 2,85 triliun (18,5 persen) dan kredit ke BUMN untuk 49 debitur senilai Rp 5,15 triliun (33,5 persen).

Berbagai upaya telah dilakukan BTN untuk dapat mencapai target realisasi tersebut, di tengah tantangan kondisi ekonomi yang berada di ambang resesi akibat pandemi Covid-19. Tantangan tersebut antara lain penyelesaian pembangunan rumah KPR yang terhambat karena ketidaktersediaan prasarana, sarana, dan utilitas umum seperti listrik dan air, serta jalan dan saluran. 

"Menurunnya daya beli akibat pembatasan aktivitas sosial di masa pandemi, serta kehati-hatian dalam penyaluran kredit khususnya terhadap calon debitur yang terdampak Covid-19," ucap Pahala.

Pahala menegaskan, dalam merealisasikan penyaluran kredit BTN tetap memegang prinsip kehati-hatian agar rasio kredit bermasalah terjaga dan debitur juga tidak terbebani dengan cicilan di tengah kondisi yang sulit ini.

"Sejauh ini BTN terus berupaya memaksimalkan ekspansi kredit dengan tetap memperhatikan pengelolaan risiko yang baik," ucapnya.

Baca Juga


 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler