KAI Teken Perjanjian Pinjaman Tambahan

Penandatanganan merupakan kolaborasi KAI dan perbankan pada pembangunan infrastruktur

Republika
Direktur Utama baru PT Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartantyo.
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI melakukan penandatanganan perjanjian perubahan dan pernyataan kembali atas perjanjian kredit sindikasi termasuk tambahan pembiayaan depo dan stasiun LRT Jabodebek sebesar Rp 4,2 triliun. 


Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan pinjaman ini merupakan tambahan atas pinjaman sebelumnya pada 2017 sebesar Rp 18,1 triliun untuk Kredit Investasi dan Rp 1,15 triliun untuk Kredit Modal Kerja.  

"Dengan adanya tambahan pinjaman ini diharapkan penyelesaian Depo dan Stasiun proyek LRT Jabodebek dapat segera terealisasi sesuai dengan jadwal yang ditetapkan," ujar Didiek saat penandatanganan di Gedung Jakarta Railways Center (JRC) dan Kantor Pusat PT KCI dengan metode virtual belum lama ini.

Didiek menjelaskan, penandatangan perjanjian fasilitas kredit ini dilakukan 15 Bank Sindikasi yang terdiri atas Himbara, BPD, Bank Swasta Nasional dan Bank Swasta Asing seperti Bank Mandiri, BNI, BRI, BCA, CIMB Niaga, PT SMI, Bank DKI, MUFG, Hana Bank, Shinhan Bank Indonesia, Bank Sumut, Bank Mega, Bank Permata, Bank BJB, dan Bank Papua. 

"Saya berterima kasih atas kerja sama seluruh pihak dalam pelaksanaan proyek LRT Jabodebek ini. Dengan dukungan penuh dari perbankan, kami optimistis LRT Jabodebek dapat selesai tepat waktu," lanjut Didiek. 

Didiek meyakini LRT Jabodebek akan menjadi andalan baru masyarakat untuk bertransportasi dari kawasan Bogor, Depok, dan Bekasi menuju ibu kota.  Didiek menambahkan, penandatanganan ini merupakan bentuk komitmen KAI dan perbankan dalam merampungkan proyek LRT Jabodebek yang ditargetkan dapat beroperasi pada pertengahan 2022. Penandatanganan ini merupakan kolaborasi KAI dan perbankan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. 

"Diharapkan dengan adanya transportasi massal yang dapat diandalkan, dapat semakin meningkatkan mobilitas masyarakat dalam beraktivitas sehingga mempercepat pemulihan ekonomi nasional nantinya," ungkap Didiek.

Sesuai Perpres No. 49 tahun 2017, ucap Didiek, KAI diberi penugasan oleh pemerintah untuk menyelenggarakan sarana dan prasarana proyek LRT Jabodebek, mulai dari pembangunan atau pengadaan, pengoperasian, perawatan, dan pengusahaan aset sarana dan prasarana dengan masa konsesi selama 50 tahun sejak ditandatanganinya berita acara beroperasinya LRT Jabodebek. 

"Rencananya, LRT Jabodebek akan beroperasi 560 kali perjalanan per hari pada hari kerja dengan headway rata-rata 3 sampai 6 menit," kata Didiek. 

Untuk mengakomodir kebutuhan mobilisasi masyarakat, lanjut Didiek, KAI menyediakan 18 Stasiun pemberhentian LRT Jabodebek. Setiap rangkaian LRT Jabodebek terdiri atas enam kereta yang dapat dioperasikan tanpa masinis. LRT Jabodebek diproyeksikan mampu melayani 116 ribu pengguna per hari pada awal masa operasinya dan diharapkan meningkat menjadi 474 ribu pengguna per hari pada 2071.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler