Taj Mahal India Dibuka di Tengah Badai Covid-19
Seorang warga negara China termasuk di antara turis yang pertama masuk.
REPUBLIKA.CO.ID, AGRA -- India membuka kembali monumen Taj Mahal, Senin (21/9). Pembukaan ini dilakukan bersaamaan saat pihak berwenang melaporkan 86.961 kasus Covid-19 baru dan belum menunjukkan tanda puncak infeksi.
Seorang warga negara China dan pengunjung dari Delhi termasuk di antara yang pertama masuk ke makam marmer putih yang dibangun oleh seorang kaisar Mughal abad ke-17 untuk istrinya. Bangunan itu kembali dibuka saat matahari terbit, mengakhiri enam bulan penutupan akibat wabah Covid-19.
Jumlah pengunjung harian telah dibatasi 5.000 orang, dibandingkan dengan rata-rata 20 ribu orang sebelum pandemi. Tiket hanya dijual secara daring, dengan kurang dari 300 tiket dibeli pada hari pertama.
Suhu pengunjung akan diukur dan harus mematuhi saran untuk menjaga jarak aman satu sama lain. "Kami mengikuti semua protokol Covid-19," kata Vasant Swarnkar, pengawas Survei Arkeologi India, yang mengawasi Taj di kota utara Agra, di antara monumen bersejarah lainnya.
Jumlah kasus Covid-19 di India sebanyak 5,49 juta infeksi hanya tertinggal dari Amerika Serikat dengan 6,79 juta. Angka tersebut dapat diambil alih oleh negara Asia Selatan itu dalam beberapa minggu ke depan dengan laju peningkatan kasus saat ini.
Berdasarkan data kementerian kesehatan setempat, korban meninggal di India tercatat 87.882 orang atau naik 1.130 jiwa dari hari sebelumnya.
Namun, secara proporsional jumlah penduduknya, korban jiwa India masih sedikit dibandingkan negara-negara seperti AS, Brazil, dan Inggris.
Menghadapi kontraksi ekonomi terdalam dalam beberapa dekade, pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi mendorong untuk menghapuskan segala pembatasan sehingga pekerjaan dan bisnis dapat dilanjutkan kembali.
"Kami dapat bertahan selama empat hingga enam bulan lagi, setelah itu kami harus menerima beberapa panggilan serius," kata Abid Naqvi, yang mengatakan pemesanan di hotel butiknya turun menjadi nol dalam semalam setelah penguncian mendadak India pada Maret.
Pariwisata menyumbang sekitar 240 miliar (sekitar Rp3.544 triliun), atau 9,2 persen dari produk domestik bruto India pada 2018 dan mempekerjakan lebih dari 42 juta orang.