Bulog Indramayu Pastikan Beras Bansos Bukan Plastik

Beras untuk program BSB itu merupakan hasil pengadaan oleh Bulog selama ini.

Antara/Prasetia Fauzani
Pekerja menata beras bantuan sosial sebelum didistribusikan ke masyarakat (ilustrasi). Bulog Indramayu memastikan beras bansos yang disalurkan bukan plastik.
Rep: Lilis Sri Handayani Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Bulog Indramayu memastikan keaslian beras yang disalurkan dalam program bantuan sosial beras (BSB) Kementerian Sosial di Kabupaten Indramayu. Beras tersebut diperuntukkan bagi keluarga penerima manfaat (KPM) program keluarga harapan (PKH).

"Ini betul-betul asli beras. Bukan beras plastik," ujar Kepala Bulog Indramayu, Dadan Irawan, di sela peluncuran BSB di Gudang Bulog Tegalgirang, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Rabu (23/9).

Hal itu disampaikan Dadan saat ditanya mengenai kasus beras plastik dalam program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Cianjur, Jawa Barat.

Dadan mengatakan, beras yang disalurkan Bulog Indramayu dalam program BSB itu merupakan beras hasil pengadaan yang dilakukan Bulog selama ini. Beras tersebut tersimpan di gudang Bulog Indramayu.

"Untuk beras dalam program bansos dari Kemensos ini kami gunakan beras medium," kata Dadan.

Ada 83.668 keluarga penerima manfaat (KPM) program keluarga harapan (PKH) di Kabupaten Indramayu menerima bansos beras. Bantuan dari Kementerian Sosial itu dilakukan bekerja sama dengan Bulog Indramayu.

Peluncuran bansos beras tersebut dilakukan di Gudang Bulog Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Rabu (23/9).

"Setiap KPH menerima beras bansos sebanyak 15 kilogram per bulan," kata Kepala Dinas Sosial Kabupaten Indramayu Marsono, saat meluncurkan bansos beras tersebut di Gudang Bulog Kecamatan Bangodua.

Marsono mengatakan, setiap KPM akan menerima beras bansos tersebut selama tiga bulan, yakni periode Agustus, September, dan Oktober. Namun pada peluncuran kali ini, setiap KPM menerima beras bansos itu untuk dua bulan sekaligus sebanyak 30 kilogram.

Baca Juga


 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler