Akhir Mengenaskan dan Misteri Makam Pemimpin Islam Qadafi

Keberadaan makam Qadafi masih menyisakan misteri hingga saat ini.

Keberadaan makam Qadafi masih menyisakan misteri hingga saat ini.
Rep: Kiki Sakinah Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Muammar Qadafi (Gaddafi) dikenal sebagai tokoh revolusi Libya yang disegani Barat dan menonjol di wilayah Arab dan Afrika. Sosoknya dikenal kontroversial, ia begitu dicintai para pendukungnya, namun dibenci oleh musuh-musuhnya.

Baca Juga


Setelah membawa Libya menjadi salah satu negara paling stabil dan makmur di Afrika, sosok Qadafi juga lekat dengan tindakan penindasan dan kediktatoran. Qadafi juga dikenal aneh dan memiliki filosofi politik dan ekonominya sendiri, yang diterbitkan dalam Buku Hijau-nya yang terkenal.

Namun sayang, akhir hidup sang mantan diktator mengenaskan. Ia meninggal dalam pemberontakan brutal, yang membuat jasadnya bahkan dinilai tak berharga. Tidak hanya itu, lokasi dari makam Qadafi juga masih menjadi misteri hingga saat ini. 

Qadafi lahir di dekat Surt, Libya, pada 1942. Mengawali perjalanan dengan masuk ke Akademi Militer Kerajaan di Benghazi, Qadafi lantas mendirikan sebuah kelompok revolusioner yang kemudian melengserkan pemerintahan Raja Idris selama peristiwa kudeta Libya 1969. 

Dari sanalah, Qadafi mulai naik ke tampuk kekuasaan. Sosok yang dikenal kontroversial ini menjadi pemimpin de facto Libya sejak 1969 hingga 2011.

Mengusung semangat anti-imperialisme, Qadafi memindahkan pangkalan militer Amerika Serikat dan Inggris dari Libya pada 1970. Ia juga mengusir sebagian besar anggota komunitas Italia dan Yahudi asli dari Libya di tahun yang sama. Pada 1973, ia menasionalisasi semua aset minyak yang dimiliki asing di negara tersebut.

Sesuai dengan prinsip Islamnya, Qadafi juga melarang minuman beralkohol dan perjudian. Qadafi melakukan serangkaian upaya untuk menyatukan negara-negara Arab, namun tidak berhasil. Dengan tegas, Qadafi menentang negosiasi dengan Israel dan menjadi pemimpin yang disebut front penolakan negara-negara Arab dalam hal ini.    

Sejak 1974, Qadafi mendukung bentuk sosialisme Islam. Di kancah internasional, pemerintahannya disebut membiayai kelompok revolusioner atau teroris di negara lain. Namun di sisi lain, Qadafi terlibat dalam pelanggaran HAM karena pasukan agen Libya diduga membunuh lawan-lawannya di luar negeri dan bersikap diktator terhadap mereka yang dinilai pembangkang.  

Qadafi memerintah lebih dari empat dekade, hingga akhirnya ia digulingkan pemberontakan yang terjadi pada Agustus 2011. Berawal dari demonstrasi anti-Qadafi yang pecah di kota Benghazi, Libya, pada Februari 2011.   

Tidak hanya tekanan dari dalam negeri yang membuat kekuatan rezim Qadafi kian melemah, tekanan internasional agar Qadafi mundur pun meningkat. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), misalnya, memberlakukan sejumlah sanksi terhadap rezim Qadafi dan membekukan aset keluarganya. Begitu pula dengan AS, yang turut membekukan aset Libya yang terkait dengan Qadafi.

Dewan Keamanan PBB kemudian mengizinkan intervensi militer untuk melindungi warga sipil. Kampanye udara oleh Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mulai bergulir di Libya.

Serangan udara NATO di kompleks Bab al-Aziziyyah di Tripoli pada 30 April 2011 telah menewaskan putra bungsu Qadafi, Sayf al-Arab, dan tiga cucu Qadafi. Namun, Qadafi masih lolos tanpa cedera. Kekuasaan Qadafi semakin terdesak, tatkala pasukan pemberontak memasuki Tripoli dan menguasai sebagian besar wilayah kota pada Agustus 2011. Mereka bahkan berhasil merebut Kompleks Bab al-Aziziyah, markas besar Qadafi di Tripoli. Dalam upaya melacak keberadaan Qadafi, pasukan pemberontak bahkan menawarkan hadiah senilai 1,7 juta dolar untuk membunuh atau menangkapnya. 

Setelah menghindari penangkapan selama beberapa pekan, Qadafi berhasil ditemukan pasukan pemberontak pada 20 Oktober 2011. Qadafi ditemukan bersembunyi di sebuah selokan di kampung halamannya di Sirte. 

Di tengah kerumunan pasukan pemberontak dan rakyat yang anti-Qadafi di Surt, Qadafi meninggal dalam penganiayaan. Nasib sang pemimpin yang dikenal diktator dan anti-imperialisme ini berakhir pada kematian tragis di tangan para musuh-musuhnya. 

Dia ditembak dengan pistolnya sendiri dan mayatnya diseret di sekitar kota oleh para pejuang pemberontak. Tidak hanya itu, tubuhnya juga dipukul dan ditendang. Hasil otopsi menunjukkan, Qadafi meninggal karena tembakan di kepala, dan tampaknya dari jarak dekat, sesuatu yang melanggar aturan internaional yang mengatur tawanan perang.

Rekaman kematian Qadafi saat mengalami penyiksaan di tengah penangkapannya banyak beredar di YouTube dan situs-situs lain. Dilansir di Time, video terkait kematian Qadafi menunjukkan seorang pria dengan membawa pistol tampak dikelilingi orang-orang yang memeluk dan memberi selamat kepadanya, ia tampaknya telah menembak Qadafi. 

Dilansir dari Reuters, Qadafi dan putranya Mo'tassim dimakamkan di lokasi gurun rahasia saat fajar, lima hari setelah sang pemimpin Libya dibunuh. Sebelum dimakamkan, mayat Qadafi dipamerkan di dalam penyimpanan lemari es di Misrata. Banyak warga Libya yang antusias melihat tubuh Qadafi yang membusuk dan mengambil foto.  

Banyak dari mereka membawa anak-anak mereka, yang membawa bendera merah-hitam-hijau para pemberontak. Jenazah pria yang memerintah Libya selama 42 tahun itu tidak sendiri, ia dipamerkan bersama mayat putranya, Mutassim, dan mantan menteri pertahanannya, Abu Bakr Yunis Jubir. 

Dewan Transisi Nasional (NTC) Libya merahasiakan lokasi makam Qadafi untuk mencegah kuburannya dijadikan tempat suci bagi para pendukungnya. Para pemimpin NTC dan pejabat militer Libya mengatakan saat itu, bahwa mayat Qadafi diangkut ke Sahara dan dimakamkan pada pukul 05.00 di lokasi yang tidak diketahui. Sebelum dimakamkan, NTC mengatakan beberapa pejabat hadir dan do'a dibacakan atas jenazahnya oleh seorang syekh (ulama). 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler