Jika Anda Mendapati Istri Anda Marah, Bersabarlah!
Islam mengajarkan bersabar menghadapi istri yang sedang marah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Allah SWT memberikan peringatan kepada hamba-Nya agar tetap berhati-hati sama keluarga, baik istri ataupun anak. Di sinilah letak pentingnya pendidikan Islami.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ ۚ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka, dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Mahapengampun, Mahapenyayang." (QS at-Taghabun 14)
Ayat di atas merintahkan laki-laki memaafkan (sabar) terhadap perilaku istrinya ketika perilakunya membuat hati suami tak berkenan. Sang Hujatullah Islam Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumiddin menyampaikan, bahwa bersabar atas kemarahan istri bisa menjadi ladang amal saleh.
Beribadah kepada Allah selain dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan, juga tersedia beberapa jalan (tarekat) untuk semakin dekat kepada Allah. Di antara yang dijajaki para wali:
ﻭاﻟﺼﺒﺮ ﻋﻠﻰ ﻟﺴﺎﻥ اﻟﻨﺴﺎء ﻣﻤﺎ ﻳﻤﺘﺤﻦ ﺑﻪ اﻷﻭﻟﻴﺎء
“Sabar atas kemarahan istri adalah termasuk ujian bagi para wali.” (Ihya Ulumuddin 3/38).
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «لَا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ»
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda, "Hendaknya seorang mukmin tidak meninggalkan seorang mukminah. Kalau dia membenci suatu perangi pada diri istrinya, dia pasti menyenangi perangi yang lain."
Allah SWT dalam surat an-Nisa ayat 19 berfirman:
فَإِن كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَيَجْعَلَ ٱللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
"Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah), karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak."
Syekh Isham bin Muhammad Asy Syarif dalam kitabnya "An-Nabi SAW Ma'a Zaujaatihi, mengatakan sangat jarang seorang wanita memiliki seluruh sifat baik. Rasulullah SAW bersabda: إنَّما النَّاسُ كالإِبِلِ المِئَةِ، لا تَكادُ تَجِدُ فيها راحِلَةً
"Manusia itu seperti unta. Di antara seratus ekor unta, sangat sulit kamu menemukan seekor yang sangat baik untuk tunggangan. (HR Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar).
Seperti halnya unta, kata Syekh Isham bin Muhammad Asy Syarif, manusia pun demikian. Kalau begitu, kaum wanita yang diciptakan dari tulang rusuk tentu sangat pantas dan wajar bila tidak terkumpul sifat-sifat baik pada diri mereka. "Adakalanya seorang wanita berparas cantik, tapi orangnya pedas dan menyakitkan," katanya.
Yang lain barangkali cantik dan ucapannya enak didengar, tetapi sangat boros, tidak ekonomis dalam mengatur perbelanjaan. Kadangkala wanita pandai mengatur keuangan dan tidak boros, tapi tidak pandai memasak.
Kadang seorang wanita itu cantik, berakhlak mulia, pandai bersikap, dan dalam melayani suami, dan pandai mengatur urusan rumah tapi sangat besar rasa cemburunya.
Ada pula wanita yang cantik, pandai menyenangkan suami, pandai mengurus rumah, tapi kurang rajin beribadah dan seterusnya. Artinya wanita pasti memiliki aib dan cacat. Maka dari itu Rasulullah menasehati para suami. "Bersikap lembut kepadanya, nicaya kamu bisa hidup bersamanya."