Pengembangan Vokasi Bisa Jadi Penggerak Ekonomi Jatim
Sinergitas berbagai elemen menjadi keharusan untuk meningkatkan kapasitas SDM.
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa optimistis, sinergitas dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim dalam pengembangan pendidikan vokasi bisa menjadi lokomotif penggerak perekonomian di wilayah setempat. Utamanya dalam pemulihan ekonomi Jatim yang sempat terhambat akibat pandemi Covid-19.
"Nantinya bisa dilakukan sinergitas yang lebih intens antara Kadin dan pelaku-pelaku usaha di lingkungan Kadin serta tim dari Pemprov. Apalagi kalau ada intervensi dari pendidikan vokasinya," kata Khofifah di Surabaya, Kamis (24/9).
Khofifah menyatakan, sinergitas dan kolaborasi dengan berbagai elemen menjadi keharusan untuk terus meningkatkan kapasitas SDM berbasis vokasi di Jatim. Khususnya beragam soft skill. Khofifaj berharap Kadin Jatim bisa terus memberikan dukungan agar pendidikan vokasi bisa makin signifikan memberikan solusi yang lebih bisa berdampak pada kemajuan.
"Saat ini kita memang harus melakukan sharing ekonomi. Inilah kolaborasi, inilah sinergi yang memang harus dilakukan," ujar Khofifah.
Khofifah mengatakan, program kolaborasi antara industri dalam proses pelatihan dan pendidikan vokasi haruslah terintegrasi. Seperti halnya kesempatan magang bagi pelajar SMK. Menurutnya harus diberikan waktu lebih panjang sehingga cukup untuk siap kerja pada saatnya. Artinya, magang tak cukup hanya satu atau dua bulan. Efektifnya bisa enam bulan hingga satu tahun.
"Pelatihan harus kita tingkatkan, utamanya yang terkait dengan kebutuhan industri dan jenis vokasinya yang bisa menjamin link and match keduanya," kata Khofifah.
Tak hanya fokus pada bidang industri, Khofifah juga menyoroti peran vokasi bagi sektor Agro di Jawa Timur. Khofifah menyebut, ada varian-varian yang ternyata bisa diberi intervensi yang dapat meningkatkan nilai tambah secara signifikan.
"Ada vokasi-vokasi yang bisa diadaptasikan dengan potensi lokal, yang dapat meningkatkan nilai tambah lebih signifikan" ujar Khofifah.