BTS Makin Tajir Setelah Labelnya Memutuskan Go Public

Label BTS, Big Hit Entertainment, akan melantai di Bursa Kospi pada 15 Oktober.

EPA
Boyband BTS. Label yang menaungi BTS, Big Hit Entertainment, mencatat sejarah dengan mencetak penawaran saham perdana (IPO) terbesar Korea Selatan dalam tiga tahun.
Rep: Rahma Sulistya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketujuh anggota grup K-pop Korea Selatan BTS menjadi jutawan besar sejak label mereka Big Hit Entertainment memutuskan go public. Sementara itu, produsernya, Bang Si-hyuk, dengan 43 persen kepemilikan perusahaan masuk jajaran miliarder.

Personel BTS, yakni  Kim Tae-hyung, Jung Ho-seok, Kim Nam-joon, Kim Seok-jin, Park Ji-min, Jeon Jung-kook, dan Min Yoon-gi, mendapat bagian 68.385 saham Big Hit pada bulan lalu. Big Hit berharap akan terdaftar di Bursa Efek Korea, Kospi, pada 15 Oktober.

Baca Juga


BTS mencetak rekor baru pada Senin, ketika penjamin mereka hanya membutuhkan waktu beberapa jam untuk menemukan investor agar menanam saham di perusahaan mereka. Bahkan, itu terjadi ketika go public baru saja diumumkan. Mereka menerima permintaan 1.000 kali lebih tinggi dari seluruh saham yang ada.

Menurut CNBC, penggemar berat BTS di Korea Selatan berharap untuk membeli setidaknya satu saham di label manajemen untuk mendukung anggota favorit mereka. Yang lebih mengejutkan lagi, ini adalah penawaran saham perdana (IPO) terbesar Korea Selatan dalam tiga tahun.

Itu pertanda bahwa popularitas BTS belum berkurang, meskipun grup tersebut terpaksa membatalkan tur dunia mereka karena pandemi virus corona. Belum lagi, beberapa anggotanya harus segera menjalani wajib militer selama dua tahun.

Melonjaknya permintaan saham di Big Hit telah mematok penilaian pasar sebesar 4,1 miliar dolar AS (sekitar Rp 60,9 triliun), dengan harga saham di atas kisaran harga yang diharapkan. Saat ini, saham ditawarkan dengan harga antara 105 ribu hingga 135 ribu won (Rp  1,7 juta).

"Salah satu alasan utama untuk go public sekarang, terkait dengan upaya perusahaan untuk mendiversifikasi bisnis dan aliran pendapatannya," kata Damyoung Hong, yang melaporkan berita K-pop untuk Korea Herald.

Damyoung mengatakan, pandemi virus corona hampir tidak memengaruhi kesuksesan Big Hit. Meskipun tur dibatalkan, Big Hit berhasil mencapai rekor penjualan album digital dan fisik yang kuat. Demikian juga dengan konser online berbayar BTS pada Juni.

"Mempertimbangkan momentum pertumbuhan seperti itu, Big Hit akan menganggap sekarang itu adalah waktu yang tepat untuk go public," kata dia, dikutip BBC.

Pada 2019, BTS menyumbang 97 persen penghasilan bagi perusahaan Big Hit. Angka tahun ini sebesar 88 persen.

BTS telah berulang kali memecahkan rekor dalam tujuh tahun sejarah mereka. Pada Agustus, single "Dynamite" menjadi video Youtube yang paling banyak dilihat dalam 24 jam, yakni mengumpulkan 101,1 juta viewers dalam sehari.

BTS juga menjadi artis Korea pertama yang menduduki puncak tangga lagu Billboard Hot 100 dengan single "Dynamite". Mereka mendapat pujian dari Presiden Korea Selatan Moon Jae-in yang mengatakan bahwa BTS sedang menulis babak baru dalam sejarah K-pop.

Konser online yang diadakan pada Juni lalu masuk dalam rekor dunia Guinness sebagai streaming langsung konser musik yang paling banyak ditonton. Sebanyak 756 ribu penggemar bergabung dari lebih dari 100 negara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler