4 Vaksin Penting untuk Lansia di Atas Usia 65 Tahun

Lansia di atas 65 tahun perlu vaksin tertentu karena sistem kekebalan tubuh menurun.

Flickr
Lansia di atas 65 tahun perlu vaksin tertentu karena sistem kekebalan tubuh menurun (Foto: ilustrasi lansia)
Rep: Shelbi Asrianti Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, TALLAHASSEE -- Sebagian orang berpikir vaksin hanya penting diberikan kepada bayi dan anak usia sekolah. Padahal, vaksin juga penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyakit seiring usia yang semakin menua.

Dokter penyakit dalam Benjamin Kaplan mengatakan vaksin sangat krusial bagi kalangan lanjut usia (lansia). Mereka yang sudah berumur di atas 65 tahun perlu mendapat jenis vaksin tertentu karena sistem kekebalannya sudah tidak optimal.

Profesor klinis di Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Florida, Tallahassee, Amerika Serikat, itu menyebut lansia lebih rentan terhadap infeksi. Saat sakit, mereka mungkin tak memiliki cadangan imunitas yang sama seperti orang yang lebih muda.

Penyakit yang mungkin bukan masalah besar di usia 30-an bisa mengakibatkan hal fatal jika diidap saat berusia 70-an. Apalagi, jika dibarengi dengan kondisi kronis seperti diabetes atau penyakit jantung, taruhannya bakal lebih tinggi.

"Jika Anda bisa mendapatkan vaksin yang dapat mencegah penyakit dan kematian, Anda harus mendapatkannya," kata Kaplan, seperti dikutip dari laman Health, Kamis (15/10). Dia menjelaskan, ada empat vaksin yang harus dipertimbangkan dengan serius.

Vaksin pertama adalah vaksin flu. Meski terdengar sepele, Kaplan mengingatkan statistik yang dihimpun selama musim flu 2019-2020 di AS. Ada 38 juta orang terserang flu, sebanyak 400 ribu dirawat di rumah sakit, dan 22 ribu meninggal dunia.

Baca Juga


Vaksin (ilustrasi) - (AP Photo/LM Otero)
 
Menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), 62 persen dari kematian adalah pasien berusia lebih tua. Itu sebabnya Kaplan menyarankan vaksinasi flu secepat mungkin, juga untuk menghindari serangan flu dan Covid-19 berbarengan.


Vaksin flu tahunan memang tidak menjamin seseorang bisa benar-benar bebas dari flu, melainkan hanya mengurangi risiko sebesar 40 hingga 60 persen. Jika tertular flu setelah mendapat vaksin, penyakit dan komplikasinya tidak terlalu parah.

Kedua adalah vaksin pneumokokus yang melindungi tubuh dari infeksi bakteri berbahaya. Terutama, bakteri yang dapat mengakibatkan pneumonia (paru-paru), meningitis (otak dan sumsum tulang belakang), atau bakteremia (aliran darah).

Akibat dari semua penyakit tersebut bisa sangat buruk, seperti ketulian, kehilangan anggota tubuh, kerusakan otak, atau kematian. Lebih dari 18 ribu orang dewasa di atas 65 tahun meninggal karena penyakit pneumokokus setiap tahun.

Mereka yang memiliki penyakit kronis saat terinfeksi, diketahui paling berisiko mengalami komplikasi dan kematian. Karena itu, dianjurkan mendapat dua vaksin pneumokokus semasa hidup, yakni Prevnar 13 (PCV13) dan Pneumovax 23 (PPSV23).

Lansia di atas 65 tahun harus melakoni vaksinasi ini, namun sebaiknya tidak menerima vaksin Prevnar dan Pneumovax secara bersamaan. Vaksin PCV13 dilakukan terlebih dahulu, baru kemudian vaksin PPSV23 sekitar satu tahun kemudian.

Ketiga adalah vaksin herpes zoster, untuk menangkal virus penyebab cacar air dan herpes zoster. Jika seseorang pernah mengidap cacar air saat kecil, virusnya berpotensi tetap berdiam dalam tubuh selama bertahun-tahun dalam kondisi tidak aktif.

Virus yang kembali aktif dapat menyebabkan herpes zoster. Ruam itu bisa melemahkan dan menimbulkan nyeri, sekaligus memicu nyeri saraf yang bertahan lama setelah ruam hilang. Dua dosis vaksin herpes zoster Shingrix perlu diberikan setelah usia 50 tahun.

Terakhir, vaksin TDAp, suntikan kombinasi yang melindungi dari tetanus, difteri, dan pertusis. Vaksin ini perlu dipertimbangkan jika lansia belum pernah mendapatkan penanganan serupa pada usia anak-anak.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler