Jelang Libur Panjang, Rapid Test Dilakukan di Beringharjo
Rapid test massal di Pasar Beringharjo menyasar para pedagang hingga petugas pasar
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Yogyakarta, melaksanakan rapid diagnostic test (RDT) massal di Pasar Beringharjo. RDT massal ini menyasar pedagang hingga petugas di pasar yang berada di kawasan Malioboro tersebut.
Asisten Kesejahteraan Rakyat Pemkot Yogyakarta Sisruwadi mengatakan, RDT ini dilakukan dalam rangka menghadapi libur panjang pada akhir Oktober 2020. RDT ini merupakan bagian dari penegakan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di lingkungan industri pariwisata.
"Besok kita menghadapi libur panjang pasti akan banyak wisatawan yang datang ke Yogya. Maka rapid test ini penting dilakukan agar mereka yang datang merasa aman dan nyaman datang ke Yogya," katanya, Selasa (27/10).
Pemkot Yogyakarta mengaku, telah memastikan keamanan kawasan wisata saat melonjaknya wisatawan saat libur panjang. Salah satunya memastikan keamanan di kawasan Malioboro melalui penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang ketat.
"Anda akan merasa nyaman dan aman berlibur di Malioboro. Malioboro selalu siap menyambut kedatangan para wisatawan," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi belum lama ini.
Kawasan Malioboro telah dibagi menjadi lima zona. Kapasitas pengunjung yang ditetapkan per zona hanya untuk 500 orang dalam satu waktu.
Hal ini dilakukan agar mencegah kerumunan yang berpotensi terjadinya penyebaran Covid-19. Selain itu, setiap pengunjung yang memasuki Malioboro juga diharuskan melakukan pemindaian QR Code.
Pemkot juga memaksimalkan pengawasan dan pengecekan terkait penerapan protokol kesehatan sejumlah tempat. Pengecekan mulai dari hotel, resto, kafe, warung, hingga destinasi wisata dalam rangka mengantisipasi libur panjang pada akhir Oktober 2020 nanti.
"Kita mengondisikan seluruh pelaku usaha dan masyarakat harus menjalankan protokol Covid-19. Makanya, sejak lama kami melakukan monitoring dan checking secara acak," jelas Heroe.
Hal ini dilakukan agar kasus Covid-19 tidak melonjak seperti pada Agustus 2020 lalu di Kota Yogyakarta. Bahkan, di Malioboro juga telah ditemukan kasus positif Covid-19 yang berawal dari pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di zona tiga Malioboro.
"Agustus lalu, pascalibur panjang ada lonjakan kasus yang tinggi. Makanya saat ini semua pelaku usaha di Malioboro selain masker, juga pakai face shield. Kita buat suasana dan kondisi yang nyaman, tidak tegang dan menghibur," tambahnya.