Kuliah Perdana UMM Tayangkan Kisah Sukses 'Film Publicist'

Film Indonesia masih banyak yang berorientasi pada produksi yang bagus secara konten.

Humas UMM
Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi, Universitas Muhamadiyyah Malang (UMM), menayangkan kuliah perdana yang dikemas dalam bentuk Communication Talk: Expert Sharing Session secara daring.
Rep: Wilda Fizriyani Red: Yusuf Assidiq

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas Muhamadiyyah Malang (UMM) menggelar kuliah perdana yang dikemas dalam bentuk Communication Talk: Expert Sharing Session. Kegiatan yang dilaksanakan secara daring ini menghadirkan narasumber alumni yang sukses di bidang promosi film dan jurnalistik.

Sekretaris Prodi Ilmu Komunikasi UMM, Widiya Yutanti, mengatakan kuliah perdana ini diperuntukkan bagi para mahasiswa baru angkatan 2020. Menurutnya, kuliah ini bertujuan memotivasi dan memberi pandangan bagi mahasiswa baru.

"Alhamdulillah, mereka sangat antusias. Tidak sampai sehari ditonton lebih dari 10 ribu viewers. Ini artinya peminat dunia komunikasi sangat besar,” kata Widiya, Selasa (3/11).

Sementara itu, alumnus Ilmu Komunikasi UMM, Novi Hanabi, menekankan peran penting ahli publikasi dan pemasaran film. Selama ini pembahasan post production dari film lebih sering pada persoalan teknis, colouring, grading, editing, dan hal teknis lainnya.

Padahal, kata dia, proses memasarkan film juga sama pentingnya. Ia menilai perhatian film Indonesia pada promosi masih rendah. Film Indonesia masih banyak yang berorientasi pada produksi yang bagus secara konten.

"Jika film mau sukses, maka budget promonya juga harus besar," ungkap film publicist sekaligus co-founder dan COO GoodWork, Indonesia tersebut.

Lebih lanjut, Novi mengisahkan contoh suksesnya mempromosikan beberapa film. Antara lain NKCTHI (Visinema) yang mampu tembus dua juta lebih penonton.

Film Dear Nathan Hello Salma (Rapi Film) sukses meraih 800 ribu penonton dalam waktu singkat. Lebih fenomenal lagi, film Button Ijo juga dapat 800 ribu penonton hanya dalam waktu 22 menit.

Sementara itu, jurnalis Azizah Hanum membagi pengalaman keterlibatannya dalam beberapa film. Sebagai pemain band, dia sering terlibat, baik tampil maupun mengisi sound track-nya.

“Kalau soal acting, tidak sampai menuntut skill yang tinggi karena kebanyakan saya memerankan diri saya sendiri,” ungkap perempuan yang juga jurnalis tersebut


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler