Farikha Terpapar Covid-19 saat Umur Kehamilannya 8 Bulan

Pada saat itu, Farikha termasuk pasien yang tidak memiliki gejala. 

EPA-EFE/ADI WEDA
Seorang pekerja menggali kuburan saat upacara pemakaman di Makam Pondok Ranggon di Jakarta, 30 September 2020. Menurut laporan, tanah di Makam Pondok Ranggon yang diperuntukkan bagi penguburan orang yang meninggal karena COVID-19 semakin menipis dan diperkirakan habis dalam dua bulan.
Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Takdir Tuhan tak mengenal siapapun dan dimanapun. Jika Allah SWT telah menghendakinya, maka ajal pun dapat menimpa siapa saja. Termasuk juga Farikha Prasetya,  istri salah satu dari ahli waris tenaga kesahatan yang meninggal dunia.


Farikha merupakan istri dari Almarhum DR dr Heru Prasetya, Sp.B yang bertugas RSUD Ulin Banjarmasin. Dia salah satu ahli waris dari tujuh tenaga kesehatan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang meninggal karena positif Covid-19 saat menjalankan tugasnya.

Menurut data yang diterima, Republika.co.id, daftar tujuh tenaga kesehatan yang meninggal yaitu Joko Prasetiyo, AMK (RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh), H. Mawadri, SKM (Dinkes Kab. Hulu Sungai Tengah), Akhmad Jailani, Amd.Kep (PKM Teluk Tiram, Banjarmasin).

Selanajutnya, Hairudin, S.Kep, Ns (RSUD H. Damanhuri, Barabai), DR. dr. Heru Prasetya, Sp.B (RSUD Ulin Banjarmasin), dr. Aris Sugiharjo, Sp. Pd (RSUD H. Damanhuri, Barabai), dan M. Rusdi, S. Kep., Ns (RSUD Ulin Banjarmasin).

Dia menyampaikan, terima kasih atas perhatian yang diberikan oleh pemerintah kepada almarhum suaminya yang gugur saat bertugas. "Semoga tenaga kesehatan lainnya untuk bertugas dengan setulus hati dan tetap berhati-hati dengan tetap menjaga kesehatan. Penyakit ini tak mengenal siapa pun," ujarnya.

Karenanya, Farikha mengingatkan, agar masyarakat menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Hal ini, karena pandemi Covid-19 belum berakhir dan virus ini bisa menyerang siapa saja. 

Diakui Farikha, bersamaan dengan suaminya, ia juga sempat tertular Covid-19 saat usia kandungannya menginjak umur delapan bulan. Pada saat itu, Farikha termasuk pasien yang tidak memiliki gejala. 

Meski sudah berjuang bersama, suami Farikha harus berpulang pada 8 Juni 2020 lalu. "Mungkin karena tidak bergejala, jadi aku bisa lebih mudah sembuh. Tapi, bukan berarti kita bisa menyepelekan penyakit ini," katanya menegaskan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler