Biden Peringatkan Ketersediaan Vaksin Masih Lama
Biden mendesak warga AS tetap pakai masker karena ketersediaan vaksin masih lama
REPUBLIKA.CO.ID, WILMINGTON -- Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden memuji kemajuan Pfizer Inc menuju vaksin Covid-19 pada Senin (9/11). Dia mendesak warga AS tetap memakai masker karena mungkin vaksin tersebut tidak akan tersedia secara luas selama berbulan-bulan.
Biden mengatakan para penasihatnya telah diberitahu tentang terobosan tersebut pada Ahad (8/11) malam. Hasil tersebut merupakan berita bagus, meski memperingatkan akan butuh agak lama sebelum vaksinasi yang meluas tersedia di AS.
"Saat kami mengupayakan vaksin yang aman dan efektif, kami tahu satu-satunya hal paling efektif yang dapat kami lakukan untuk menghentikan penyebaran Covid adalah memakai masker,” ujar Biden di Wilmington, Delaware.
Pfizer mengatakan vaksin Covid-19 eksperimentalnya lebih dari 90 persen efektif karena mengungkapkan data sementara pertama yang berhasil dari uji klinis skala besar. Laporan ini menjadi kemajuan besar dalam upaya mendapatkan vaksin untuk memerangi pandemi yang telah menewaskan lebih dari 237 ribu orang AS.
Produsen obat itu mengembangkan vaksin di luar program Operation Warp Speed Gedung Putih. Meskipun pemerintah AS menempatkan pesanan awal pada Juli untuk 100 juta dosis vaksin Pfizer Covid-19 sebesar 1,95 miliar dolar AS dan dapat memperoleh hingga 500 juta dosis tambahan. Operation Warp Speed merupakan program yang memompa miliaran dolar ke enam perusahaan farmasi lain yang dimaksudkan untuk mempercepat pengembangan vaksin Covid-19.
Sedangkan Trump di Twitter merayakan pengumuman vaksin dan keuntungan pasar saham yang dihasilkan. “SAHAM PASAR BESAR, VAKSIN DATANG SEGERA. LAPORKAN 90 PERSEN EFEKTIF. BERITA BESAR!” kicaunya.
Putra tertua Trump, Donald Trump Jr., tanpa bukti menuduh perusahaan farmasi sengaja menahan hasil uji klinis hingga setelah pemilihan. "Mereka semua mengetahuinya tetapi sengaja menyembunyikannya dari publik," katanya di Twitter menuduh perusahan farmasi membenci Trump.