Kasus Covid-19 Pecah Rekor Lagi, Ini Penjelasan Satgas
Gelombang demo dan libur panjang diduga picu lonjakan kasus Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angka penambahan kasus baru Covid-19 kembali pecah rekor hari ini. Pemerintah merilis ada penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 5.444 orang dalam 24 jam terakhir.
Angka ini menjadi penambahan kasus harian tertinggi sepanjang kasus Covid-19 terdeteksi masuk Indonesia, sejak awal Maret lalu. Lonjakan hari ini juga seolah menutup laju pelandaian kasus harian yang sempat tercatat sejak awal Oktober.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito memandang, lonjakan kasus yang terjadi hari ini bisa disebabkan dua hal. Yakni peningkatan laju infeksi atau peningkatan kapasitas testing di daerah.
"Kenaikan kasus yang terjadi hari ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. Kenaikan kasus bisa terjadi karena meningkatnya laju infeksi maupun kenaikan jumlah testing," ujar Wiku saat dikonfirmasi, Jumat (13/11).
Peningkatan laju infeksi, Wiku menjelaskan, juga bisa disebabkan berbagai faktor. Salah satunya adalah momentum yang memicu kerumunan. Pemerintah mencatat, ada dua fenomena yang berhasil menarik banyak massa belum lama ini, yakni gelombang unjuk rasa penolakan UU Cipta Kerja yang sempat terjadi pada Oktober lalu dan momentum libur panjang pada akhir Oktober. Libur panjang juga meningkatkan mobilitas penduduk dari ibu kota ke daerah.
"Jika memang angka ini disebabkan oleh laju infeksi, baik karena beberapa momentum seperti terjadinya demonstrasi maupun libur panjang maka hal ini perlu dijadikan bahan evaluasi bagi pemerintah untuk meningkatkan upaya antisipasi kenaikan kasus ke depan," kata Wiku.
Wiku juga meminta masyarakat agar lebih bertanggung jawab dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, termasuk dengan menjalankan protokol kesehatan.
Peningkatan kasus harian juga bisa disebabkan oleh peningkatan kapasitas testing. Bila memang hal ini yang memicu lonjakan kasus hari ini, Wiku mengapresiasi pemda yang berusaha meningkatkan kapasitas pemeriksaan Covid-19.
"Testing bernilai deteksi dini yang dapat meningkatkan angka kesembuhan dan otomatis menurunkan angka kematian," katanya.
Republika pun coba menilik lebih rinci mengenai jumlah spesimen dan orang yang diperiksa dalam beberapa hari belakangan. Bila dilihat dari jumlah orang yang diperiksa, tidak ada kenaikan yang signifikan pada hari ini. Artinya, tingkat positif harian atau positivity rate Covid-19 memang menunjukkan peningkatan.
Hari ini, dilaporkan ada 37.892 yang diperiksa denga jumlah spesimen 42.333 unit. Sebagai pembanding, pada Kamis (12/11) ada 36.496 yang diperiksa dengan 42.165 spesimen, dan pada Rabu (11/11) ada 37.611 orang diperiksa dengan 39.341 spesimen. Data ini menunjukkan tidak ada peningkatan signifikan terkait kapasitas testing, terutama orang yang diperiksa.
Tingkat positif harian juga melonjak tajam menjadi 14,36 persen pada hari ini, dari 11,43 persen pada Kamis (12/11) kemarin. Tingkat positif dihitung dengan membandingkan antara jumlah kasus baru dengan jumlah orang yang diperiksa. Kondisi hari ini menggambarkan, ada 14 orang diketahui positif Covid-19 dari 100 orang yang dites.
Dari penambahan kasus hari ini, Jawa Tengah menjadi provinsi dengan sumbangan kasus terbanyak, yakni 1.362 orang. DKI Jakarta yang biasa berada di posisi puncak, hari ini berada di peringakat kedua dengan 1.033 kasus baru. Menyusul kemudian Jawa Barat dengan 801 kasus, Kalimantan Timur dengan 272 kasus, dan Jawa Timur dengan 239 kasus.
Selain itu, Satgas Penanganan Covid-19 juga melaporkan penambaan pasien sembuh sebanyak 3.010 orang hari ini. Angka ini membuat jumlah kumulatif pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh sebanyak 385.094 orang. Sementara itu, angka kematian juga dilaporkan bertambah 104 orang, sehingga akumulasi kasus kematian dengan status positif Covid-19 menjadi 15.037 orang.