Konservasi Terumbu Karang Coremap-CTI Dimulai di Raja Ampat
Raja Ampat menjadi lokasi pilot project Coremap-CTI untuk konservasi terumbu karang.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program konservasi terumbu karang yang digagas Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) bersama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) resmi dimulai di Raja Ampat, Papua Barat, Jumat. Program itu bertajuk Coral Reef Rehabilitation and Management Program-Coral Triangle Initiative (Coremap-CTI).
"Bappenas mendorong pilot project Coremap-CTI, yang mana wilayah Kabupaten Raja Ampat menjadi salah satu lokasinya, dengan harapan bisa menghasilkan rekomendasi kebijakan yang dapat diadopsi dan bisa direplikasi di daerah-daerah lain," kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam kickoff Coremap-CTI di Sorong, Papua Barat, Jumat, yang disiarkan secara daring melalui kanal Youtube Bappenas RI.
Suharso menuturkan pentingnya menjaga kelestarian terumbu karang, tak hanya bagi Indonesia, namun juga dunia. Pelestarian terumbu karang juga menjadi salah satu upaya mendorong visi menjadi poros maritim dunia.
Pasalnya, dengan luas sebaran hingga 25 ribu km persegi, terumbu karang Indonesia menjadi rumah bagi 39 persen jenis ikan karang dunia dan paling banyak di Raja Ampat dan Laut Sawu, NTT. Coremap-CTI merupakan pilot project yang dilaksanakan Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) di empat provinsi, yakni Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Barat.
Fokus proyek tersebut adalah mengelola dan memanfaatkan ekosistem terumbu karang serta kawasan konservasi perairan. Dalam pengelolaan proyek tersebut, Indonesia mendapatkan hibah dari Bank Dunia sebesar 6,2 juta dolar AS dan Bank Pembangunan Asia (ADB) sebesar 5,2 juta dolar AS.
Melalui Coremap-CTI, Pemerintah Indonesia juga berkomitmen untuk memperkuat rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang berkelanjutan, termasuk perlindungan ekosistem pesisir dan laut. Selain fokus pada sisi pelestarian lingkungan, program tersebut diharapkan pula dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, khususnya di wilayah Indonesia timur serta mendorong pengembangan ekowisata berkelanjutan.
"Pelestarian sumber daya pesisir, dalam hal ini terumbu karang dapat menjadi contoh nyata bagaimana menjaga lingkungan dapat sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat dan nasional. Ini yang saya sebut daya dukung yang harus kita pelihara sehingga meski dieksploitasi demi laut sejahtera, rakyat sejahtera, ekonomi sejahtera, tapi tidak punah dan terjaga," katanya.