Shelter Covid-19 Terisi 36 OTG di Yogyakarta

Shelter tersebut dapat menampung setidaknya 84 OTG.

Wihdan Hidayat / Republika
Shelter khusus untuk pasien Covid-19 di Rusunawa Bener, Yogyakarta. Pemerintah Kota Yogyakarta menyediakan ruang khusus pasien OTG atau pasien Covid-19 tanpa gejala. Memanfaatkan Rusunawa yang belum terpakai, shelter ini memiliki kapasitas 84 orang (ilustrasi)
Rep: Silvy Dian Setiawan Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Shelter khusus untuk menangani pasien Covid-19 kategori orang tak bergejala (OTG) di Tegalrejo, Yogyakarta sudah diisi 36 orang. Shelter tersebut dapat menampung setidaknya 84 OTG.

Baca Juga


Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, 36 OTG ini terdiri atas 27 orang dewasa, enam orang anak-anak dan tiga orang balita. Shelter ini sendiri sudah dioperasikan sejak 22 September 2020 lalu.

Heroe sendiri berharap kasus Covid-19 terus mengalami penurunan di Kota Yogyakarta. Namun, nyatanya penyebaran Covid-19 masih terjadi dan terus menunjukkan tambahan kasus baru tiap harinya.

Bahkan, pada 17 November ini ada 90 kasus baru yang dilaporkan di DIY. Sedangkan, 27 kasus baru di antaranya merupakan warga Kota Yogyakarta.

"Diharapkan angka kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta terus mengalami penurunan. Sehingga tidak perlu ada yang melakukan isolasi di shelter," kata Heroe yang juga Wakil Wali Kota Yogyakarta tersebut.

Ia pun mengajak masyarakat untuk terus menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dengan disiplin. Mulai dengan menggunakan masker, sering mencuci tangan, menjaga jarak fisik dan menghindari kerumunan.

"Upaya pemerintah dalam menekan kasus Covid-19 dapat diimbangi dengan kesadaran masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan," ujarnya.

Penanggung jawab Shelter Tegalrejo, Agus Sudrajat mengatakan, selama menjalani isolasi, kebutuhan pasien OTG dipastikan terpenuhi dengan baik. Ia menyebut, semua OTG di shelter tersebut menjalani isolasi dengan baik.

"Sejak pasien datang ke sini langsung kami bekali dengan peralatan mandi dan vitamin. Makan tiga kali selama sehari dengan menu yang bervariasi. Tentu untuk mencukupi kebutuhan gizi menu disesuaikan untuk ibu hamil dan anak-anak," katanya.

Tidak hanya itu, pemeriksaan kesehatan terhadap tenaga medis yang bertugas di shelter juga dilakukan secara rutin. Hal ini dilakukan agar memastikan lebih dini apakah tenaga medis terpapar Covid-19 atau tidak.

"Dan selama ini semua sudah berjalan sesuai dengan peraturan. Bahwa keluarga atau siapa pun tidak boleh mengunjungi pasien yang sedang isolasi," ujarnya.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler