Penyatuan Kantor BUMN Luar Negeri Ditarget Tahun Depan

Penyatuan kantor luar negeri dapat meningkatkan branding produk dan jasa BUMN.

ANTARA /Aprillio Akbar
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kementerian BUMN mendorong penggabungan kantor-kantor BUMN di luar negeri bisa dilaksanakan tahun depan.
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan penyatuan kantor BUMN di luar negeri dapat terealisasi pada tahun depan. Sekretaris Kementerian BUMN Susyanto mengatakan, penyatuan kantor BUMN di luar negeri merupakan bagian dari percepatan mewujudkan BUMN Go Global yang dicanangkan Menteri BUMN Erick Thohir.

Baca Juga


"Pak Menteri (BUMN) menyatakan di 2021 kita akan wujudkan bersama hal ini," ujar Susyanto saat Webinar bertajuk "BUMN Go Global, Indonesia Mendunia" di Jakarta, Rabu (18/11).

Susyanto menyampaikan, terdapat tiga tahap pengembangan BUMN Go Global. Tahap-tahap tersebut meliputi Indonesia Incorporated dengan menyatukan beberapa kantor cabang BUMN di luar negeri yang di dalamnya akan berisi showroom dan marketing chain.

Pembenahan supply chain yang lebih sehat dan membuka peluang pasar yang terkontrol. Hal itu agar BUM Ndapat melakukan penjualan produk dalam negeri di pasar stategis. Hingga, masuk pasar global dan outbond investment guna meningkatkan profil Indonesia di luar negeri.

Saat ini, kata Susyanto, terdapat 83 kantor cabang/anak usaha/cucu usaha/perusahaan patungan dari 17 perusahaan BUMN yang tersebar di 26 negara. Sebanyak 14 kantor di antaranya berada di Singapura. Kementerian BUMN ingin kantor-kantor itu menjadi satu agar lebih efektif dan efisien.

"Bahkan mungkin, mumpung pandemi coba dijajaki, tidak perlu sewa tapi beli satu gedung lalu digunakan bersama," ucap Susyanto. 

Kementerian BUMN, lanjut Susyanto, juga akan menunjuk BUMN yang menjadi pimpinan di suatu negara untuk kantor tersebut. Susyanto berharap penyatuan kantor BUMN di luar negeri dapat meningkatkan branding produk dan jasa dari BUMN ke depan.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler