Khofifah Ajak Warga Tingkatkan Kewaspadaan Terhadap Bencana
Daerah di Jatim yang rawan bencana di antaranya Lumajang, Malang, Pacitan, dan Tuban.
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengingatkan masyarakat untuk mengantisipasi berbagai potensi bencana akibat peningkatan curah hujan. Khofifah menyebutkan, curah hujan di daerah-daerah di Jatim mencapai 20 sampai 40 persen. Mulai tingginya curah hujan tersebut di antaranya mengakibatkan peningkatan permukaan air laut.
Artinya, kata dia, masyarakat yang ada di pesisir, utamanya para nelayan harus meningkatkan kewaspadaan. "BMKG memberikan sinyal, hampir setiap hari ada kenaikan permukaan air laut di Indonesia, yang itu lebih tinggi dari permukaan air laut di Samudra Pasifik," ujar Khofifah usai apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi di Makodam V Brawijaya, Senin (23/11).
Mantan menteri sosial itu mengungkapkan, kenaikan permukaan air laut ini lantas menjadi uap. Kemudian menjadi potensi awan yang bisa menimbulkan hujan, yang intensitasnya terus meningkat. "Oleh karena itu waspadai potensi kemungkinan terjadinya banjir, longsor, dan seterusnya," ujarnya.
Khofifah menegaskan, potensi ini harus dimitigasi dengan baik. Ia pun mengajak semua pihak, mulai pemerintahan, media, kampus, hingga swasta bergerak bersama melakukan penguatan antisipasi bencana baik alam maupun non alam.
"Di situ penguatan ketika kita bersama-sama mengantisipasi bencana baik alam maupun nonalam. Makanya kita komitmen, kita jaga kembali, dan kita sampaikan ke masyarakat bahwa hari ini kita menjaga bencana alam yang harus kita mitigasi secara serius," kata dia.
Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim Satriyo Nur Seno mengaku, pihaknya telah memetakan sejumlah daerah yang rawan bencana hidrometeorologi. Biasanya yang rawan, kata dia, Lumajang, Malang, Pacitan, Trenggalek, Pasuruan, Gresik, dan Lamongan.
"Kemudian di Bojonegoro, Tuban, Ngawi, Sampang, dan di Jember-banyuwangi sering bencana tiba-tiba," kata Satriyo.
BPBD Jatim, menurutnya, telah berkomunikasi dengan kabupaten/kota untuk menentukan titik-titik rawan longsor dan banjir agar lebih waspada. "Misalnya ada urutannya banjir bandang teman-teman harus melihat ke depannya, apa dicek di atas seperti apa kondisinya. Jadi kalau kondisinya sudah tidak layak maksudnya ketika hujan, masyarakat di bawahnya sudah harus waspada," ujarnya.
Selain itu, pihaknya memastikan sejumlah daerah yang rawan bencana juga menyiapkan posko darurat, khususnya bencana hidrometeorologi. Langkah-langkah antisipasi, menurutnya, harus terus digalakkan, agar jika pun terjadi bencana, bisa terhindar adanya korban jiwa.