Tenaga Pendidik Agama di Sukabumi Diminta Sosialisasikan 3M

Keberadaan tenaga pendidik keagamaan bisa berperan besar dalam sosialisasi gerakan 3M

Humas Pemkot Sukabumi
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi
Rep: Riga Nurul Iman Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemerintah Kota Sukabumi mendorong tenaga pendidik keagamaan untuk terlibat aktif dalam sosialisasikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya kasus Covid-19 di Sukabumi.


Hal ini disampaikan Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi saat menghadiri kegiatan pembinaan tenaga pendidik keagamaan, madrasah, pontren, dan marbot masjid di Gedung Pusat Kajian Islam Kota Sukabumi. "Kami meminta doa dan dukungan dari tenaga pendidik keagamaan dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19," kata Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi.

Dalam kegiatan ini hadir Ketua Tim Penggerak PKK Kota Sukabumi Fitri Hayati Fahmi dan Asisten Daerah (Asda) II Kota Sukabumi Cecep Mansyur. ''Pembinaan dan penyerahan bantuan kepada tenaga pendidik, pontren, madrasah dan marbot ini dalam mewujudkan Kota Sukabumi yang religius, nyaman, dan sejahtera,'' kata Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi.

Pada kesempatan itu, wali kota meminta dikungan dan bantuan pendidik keagamaan terkait aktivitas keseharian dalam menerapkan protokol kesehatan. Apalagi kondisi Covid-19 saat ini mengalami pertambahan.

Fahmi mengatakan, pandemi ini nyata bukan mengada-ngada dan pandemi belum usai karena semakin meningkat sehingga butuh doa terbaik. Pemkot mengajak mari sama-sama menjaga diri, keluarga, dan lingkungan caranya 3M yakni menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun.

Menurut Fahmi, keberadaan tenaga pendidik keagamaan bisa berperan besar dalam sosialisasi gerakan 3M. Terlebih dalam menghadapi rencana pembukaan pendidikan tatap muka di sekolah mulai Januari 2021.

Kabag Kesra Setda Kota Sukabumi Aang Zaenudin mengatakan, pemkot selama ini memperhatikan para tenaga pendidik keagamaan. Sehingga harapannya kualitas SDM mereka meningkat dibandingkan sebelumnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler