China tak Layani Permintaan Vaksin dari Negara Selain RI

Vaksin Covid-19 buatan Sinovac China sudah tiba di Indonesia.

BPMI
Kedatangan vaksin Covid-19, buatan Sinovac, China di Jakarta
Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China menyatakan untuk sementara tidak melayani permintaan yang diajukan negara lain setelah vaksin Covid-19 tiba di Indonesia. Hal itu terungkap dalam percakapan antara Asisten Menteri Luar Negeri China Wu Jianghao dengan Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun di Beijing, Rabu (9/12) malam.

Baca Juga


"Uji klinis fase ketiga menunjukkan hasil yang memuaskan. Saat ini tinggal menunggu persetujuan untuk dipasarkan di China. Selama menunggu persetujuan tersebut, kami tidak melayani permintaan dari negara lain, kecuali yang sudah tiba di Indonesia karena memang telah menjadi prioritas kami," kata Wu sebelum menuju tempat acara utama resepsi diplomatik peringatan HUT ke-75 RI.

Pengiriman tahap pertama vaksin Covid-19 buatan Sinovac itu, lanjut dia, sesuai dengan komitmen Presiden China Xi Jinping kepada Presiden Indonesia Joko Widodo beberapa waktu lalu.

Meskipun hubungan diplomatik China dengan Indonesia mengalami pasang surut, Wu melihat adanya peningkatan kerja sama yang cukup berarti dalam beberapa tahun terakhir. "Malam ini izinkan saya mengucapkan selamat HUT RI yang ke-75. Saya tahu perjuangan rakyat Indonesia cukup gigih sehingga mengantarkan kepada kemerdekaan," ujarnya.

Tahun ini merupakan tahun yang ke-70 hubungan diplomatik Indonesia dengan China. Pada 1965-1990, hubungan kedua negara sempat beku.

Sementara itu, Dubes Djauhari menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah China yang telah memprioritaskan vaksin untuk Indonesia.

"Memang sekarang ini Indonesia sedang membutuhkan vaksin itu," ujar mantan Dubes RI untuk Rusia tersebut.

Dalam resepsi HUT Kemerdekaan RI, Wu Jianghao menjadi tamu kehormatan. Setelah memberikan sambutan dalam bahasa Inggris, Dubes mempersilakan Wu naik panggung kehormatan untuk bersulang bersama yang diikuti tamu undangan.

Acara tersebut juga dihadiri sejumlah perwakilan pemerintah dan BUMN RI di China, negara sahabat, para pengusaha Indonesia di China, para pengusaha China yang berinvestasi di Indonesia, warga China yang memiliki perikatan dengan Indonesia, perwakilan media China, dan elemen masyarakat lainnya.

Setelah jamuan makan, acara dilanjutkan dengan tari-tarian tradisional Indonesia yang dibawakan oleh keluarga China perantauan yang kembali dari Indonesia pada era 1950-an dan hiburan oleh kelompok musik KBRI Beijing.

Acara makin semarak saat Dubes Djauhari mengajak perwakilan negara sahabat joget bersama diiringi lagu Poco-Poco dan Tobelo.

Setiap tahun KBRI Beijing mengagendakan resepsi HUT RI antara bulan Septermber hingga Desember. Acara yang sama digelar di Beijing pada September 2019. Dua tahun lalu resepsi digelar di Ulan Bataar, Mongolia, pada Desember pula.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler