Indonesia dan Oman akan Buka Diplomatik dengan Israel?

Indonesia dan Oman dilaporkan media Israel bisa buka hubungan diplomatik

Antara
Bendera Israel (ilustrasi)
Rep: Fergi Nadira Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel tengah mengupayakan pembicaraan dengan banyak negara untuk bisa membuka hubungan diplomatik. Negara terbaru yang membuka hubungan diplomatik dengan Israel adalah Maroko dan Bhutan. Sementara ada spekulasi bahwa Oman dan Indonesia bisa ikut menormalkan hubungan dengan negara Israel.

Baca Juga


Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sempat mengunjungi Oman pada 2018. Kala itu, dia bertemu dengan pemimpin Sultan Qaboos. Lalu pada 1993, Perdana Menteri Yitzhak Rabin pernah mengunjungi Indonesia.

Menurut sumber diplomatik yang dilansir laman The Jerusalem Post, Ahad (13/12), Oman dan Indonesia bisa jadi sejalan untuk membangun hubungan diplomatik dengan Israel dalam beberapa pekan mendatang. Sumber diplomatik yang tidak bersedia menyebutkan jati dirinya itu mengidentifikasi, bahwa Oman dan Indonesia merupakan dua negara yang pembicaraannya telah maju dan normalisasi dapat diumumkan sebelum Presiden AS Donald Trump meninggalkan jabatannya pada 20 Januari.

Pada Jumat (11/2), Oman menyambut baik pengumuman hubungan antara Israel dan Maroko. Negara tersebut mengungkapkan harapan bahwa mereka akan terus berusaha untuk mencapai perdamaian yang komprehensif, adil, dan abadi di Timur Tengah.

Netanyahu mengunjungi Oman pada 2018 dan bertemu dengan pemimpinnya saat itu, mendiang Sultan Qaboos. Israel memiliki hubungan perdagangan tidak resmi dengan Oman pada 1994-2000, dan negara-negara tersebut bekerja sama dalam menentang agresi Iran.

Sementara Israel dan Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik formal. Namun, kedua negara sempat bekerja sama dalam perdagangan dan pariwisata.  Indonesia membeli senjata dari Israel pada 1970-an dan 1980-an, dan tentara Indonesia telah berlatih di Israel.

Pada 1993, Perdana Menteri Yitzhak Rabin bertemu dengan presiden Indonesia Soeharto di Jakarta. Bertentangan dengan laporan media Ibrani, sumber diplomatik mengatakan normalisasi dengan Arab Saudi tidak mungkin dilakukan sebelum Presiden terpilih AS Joe Biden memasuki Gedung Putih, meskipun Saudi telah memberikan persetujuan diam-diam ke bagian lain dari Perjanjian Abraham.

Pemerintahan Trump melanjutkan upayanya untuk membawa lebih banyak negara Arab dan Muslim ke dalam Perjanjian Abraham. Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan dan Maroko hingga Bhutan telah menyetujui normalisasi dengan Israel.

Setelah Bhutan setuju untuk menjalin hubungan dengan Israel di luar kerangka perjanjian, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Sabtu malam (12/12) mengatakan Israel berhubungan dengan negara-negara lain yang ingin bergabung dan menjalin hubungan dengan negaranya. Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence pun berencana mengunjungi Israel pada Januari, seperti yang pertama kali dilaporkan oleh The Jerusalem Post pekan lalu. Menurut Menteri Kerjasama Regional Ofir Akunis (Likud), selama di Israel, Pence diprediksi bakal mengumumkan negara lain yang akan menjalin hubungan dengan Israel. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler