20 Persen Kenaikan Covid-19 di Banjarmasin karena Pelancong
Klaster keluarga tinggi di Banjarmasin.
REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Machli Riyadi menyampaikan terjadi peningkatan jumlah kasus Covid-19 di kota yang salah satunya bersumber dari pelaku perjalanan dengan kontribusi sekitar 20 persen.
"Sekitar 20 persen penyumbang tingginya kasus positif Covid-19 di Banjarmasin saat ini dari pelaku perjalanan," ujar Machli, Kamis (17/12).
Ia mengimbau masyarakat agar menghindari perjalanan atau bepergian ke daerah-daerah yang tinggi angka kasus penyebaran Covid-19, sehingga tidak menjadi sumber penularan baru saat pulang ke Banjarmasin.
"Ini jadi tanggung jawab kita bersama, saya himbau kembali hindari berpergian ke daerah rawan penularan Covid-19," ujar Machli.
Satgas Covid-19 Kota Banjarmasin terpaksa menetapkan kembali zona merah Covid-19 di dua kelurahan, yakni Pamurus Dalam di Banjarmasin Selatan dan Palambuan di Banjarmasin Barat. Dalam sepekan ini angka kasus penularan Covid-19 di Kota Banjarmasin naik signifikan, di mana dari data Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Kalimantan Selatan, selama dua hari kemarin bertambah 27 orang terkonfirmasi positif Covid-19.
Hingga 16 Desember 2020, total kasus positif Covid-19 di Kota Banjarmasin sebanyak 3.817 kasus, sembuh sebanyak 3.478 orang, yang meninggal dunia sebanyak 175 orang. Selain pelaku perjalanan, Machli yang juga juru bicara Satgas Covid-19 Kota Banjarmasin menyampaikan, klaster yang tinggi saat ini adalah klaster dari keluarga.
"Tentunya ini berkaitan dengan ketidaksadaran masyarakat memakai masker yang tidak standar, hingga menularkan keanggotaan keluarga lainnya," ucapnya.
Dari itu dia meminta, masyarakat terus disiplin menerapkan protokol kesehatan, memakai masker yang standar, seperti jenis kain tiga lapis atau masker medis, yang juga terus diterapkan jaga jarak dan rajin mencuci tangan pakai sabun selama 20 detik di air yang mengalir," ujarnya.