Bantu Penyandang Disabilitas, LKS Ponorogo Diapresiasi Risma
Data BPS 2019 menunjukkan jumlah penyandang disabilitas sebesar 28,62 juta jiwa
REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO -- Menteri Sosial Tri Rismaharini mengapresiasi Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) yang telah mendukung pemenuhan hak penyandang disabilitas. LKS Rumah Kasih Sayang dan LKS Rumah Harapan Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, dinilai ikut membantu pemerintah dalam membangun kesejahteraan sosial.
Apresiasi yang diberikan berupa bantuan aksesibilitas penyandang disabilitas (kursi roda anak, walker, kruk), alat pelindung diri (suplemen, masker, hand sanitizer, vitamin C dan madu), alat peraga edukasi, bantuan kebutuhan dasar dan peralatan belajar anak, bantuan Sheltered Workshop Peduli (alat membatik dan membuat keset), sembako beras, sambal goreng tempe yang dibeli dari doly yang telah berganti rupa menjadi pemukiman warga, layanan day care dan home care serta bantuan Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas (ASPD).
Bantuan ini berasal dari Direktorat Teknis dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial, yaitu Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas, Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak, Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Napza, Balai Besar Disabilitas "Kartini" Temanggung, Balai Besar Disabilitas "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta dan Balai Anak "Antasena" Magelang.
Pada kunjungannya di LKS Rumah Kasih Sayang yang terletak di Desa Krebet, Kecamatan Jambon, Risma juga melihat aktivitas yang dilakukan penerima manfaat, yaitu membuat kerajinan tangan seperti tas dan manik-manik, pembuatan keset hingga membatik. Mantan wali kota Surabaya ini menyaksikan proses membatik, menatap garis demi garis yang membentuk corak khas. Berpindah ke pembuatan keset, sesekali iya meraba hasil kerajinan tersebut, memastikan bahwa keset ini dianyam dengan apik dan merupakan karya warga spesial yang unik.
Pada awak media, Risma menyampaikan bahwa saudara-saudaranya ini perlu uluran tangan. "Teman-teman Pendamping Rehsos, Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) mari bersama menolong orang lain. Kalian adalah mata, telinga, mulut dan kaki Kementerian Sosial," ungkap dia lewat keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Senin (28/12).
Risma juga mengatakan akan membuat grup daring melalui platform whatsapp yang beranggotakan pendamping rehsos, pendamping PKH dan Tagana per provinsi untuk respon cepat kasus. Hal ini juga bertujuan agar kinerja para pendamping bisa terukur.
Tak berhenti disitu, Risma mengajak para pendamping Rehsos, pendamping PKH, Tagana serta TKSK menyerukan semangat bersama dengan satu komando. "Ayo kita siapkan mata kita, mata hati kita, telinga kita, mulut kita untuk bisa menolong orang lain. Are You Ready?" seru Risma seraya para pendamping teriakkan "Yes" secara bersama dengan penuh keyakinan.
Risma juga mengajak masyarakat untuk melaksanakan tugas mulia, memberikan pelayanan terbaik kepada penyandang disabilitas maupun pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial lainnya dengan sepenuh hati.
"Kita harus bekerja dengan keras, bekerja dengan cerdas dan bekerja dengan ikhlas. Lakukan yang terbaik untuk Saudara kita yang membutuhkan dan kesejahteraan bangsa ini," tegas dia.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2019, jumlah penyandang disabilitas sebesar 28,62 juta jiwa (10,65% dari total penduduk Indonesia). Data penyandang disabilitas di dalam rumah tangga yang sudah masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) per Januari Tahun 2020 sebanyak 1.309.628 jiwa dan non rumah tangga sebanyak 118.422 jiwa.