Padang Setuju Sekolah Tatap Muka Kembali Dibuka

Sebelum sekolah tatap muka dimulai, harus dipastikan penerapan protokol kesehatannya.

Republika/Febrian Fachri
Wali Kota Padang Mahyeldi setuju bila sekolah tatap muka kembali diberlakukan. Menurut Mahyeldi, sudah saatnya sekolah tatap muka dibuka kembali dengan catatan harus atas persetujuan orang tua dan harus dengan protokol kesehatan yang ketat.
Rep: Febrian Fachri Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wali Kota Padang Mahyeldi setuju bila sekolah tatap muka kembali diberlakukan. Menurut Mahyeldi, sudah saatnya sekolah tatap muka dibuka kembali dengan catatan harus atas persetujuan orang tua dan harus dengan protokol kesehatan yang ketat.


"Tadi kami rapat dengan Pak Gubernur berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan. Kota Padang mendorong untuk segera pelaksanaan pendidikan tatap muka," kata Mahyeldi, Senin (28/12).

Mahyeldi menambahkan sebelum penerapan sekolah tatap muka, pihak sekolah dan pemerintah harus menyiapkan sarana prasarana yang akan mendukung disiplin protokol kesehatan. Di mana harus dipastikan baik guru maupun murid tidak berkerumun, memakai masker dengan benar, dan mencuci tangan pakai sabun secara berkala. Dan orang tua menurut Mahyeldi juga harus mendukung anak-anaknya untuk selalu meningkatkan imunitas tubuh.

"Mudah-mudahan Insya Allah dengan itu, maka kegiatan pendidikan berjalan dan sekaligus juga mendorong meningkatkan ekonomi di sekitar sekolah dan kampus di Kota Padang. Salah satu yang terdampak adalah UMKM,” ujar Mahyeldi.

Mahyeldi mengatakan Pemko Padang sudah yakin  membuka sekolah tatap muka karena mereka kini tidak lagi berstatus zona merah. Ia meminta warga Padang selalu mematuhi protokol kesehatan supaya aktivitas dan perekonomian membaik kembali.

 

Sebelumnya para kepala daerah di Sumbar yakni gubernur, bupati dan wali kota mengadakan rapat untuk mempersiapkan sekolah tatap muka langsung pada Januari 2021 nanti. Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengatakan membuka sekolah tatap muka langsung pada Januari 2021 nanti karena pertimbangan psikologis anak-anak peserta didik. 

Sejak pandemi yang sudah hampir berlangsung 8 bulan, pelajar peserta didik tidak lagi belajar di sekolah bertemu langsung dengan guru dan teman-teman sebayanya. Bila sekolah tatap muka masih belum dibuka, pemerintah khawatir tidak baik bagi psikologis peserta didik terutama yang masih dalam masa pertumbuhan.

"Dampak psikosial itu bisa diatasi kalau setidaknya tiga kali dalam seminggu masuk, kalau selama covid-19 kan tidak ada ke sekolah, makanya terjadi psikososial," kata Irwan di Padang, Senin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler