2 Alasan Mengapa Mati Syahid Istimewa Bagi Muslim
Kematian syahid bagi seorang Muslim adalah istimewa
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Dalam Islam dikenal dengan dua kematian. Mati sia-sia dan mati syahid yang mendapatkan tempat istimewa di sisi Allah SWT.
Pendiri Rumah Fiqih Ustadz Ahmad Sarwat Lc MA dalam bukunya "Mati Syahid", menjelaskan setidaknya ada dua macam keunikan orang yang mati syahid.
Pertama, mereka yang dinyatakan mati syahid nantinya akan masuk surga tanpa dihisab. "Seola-olah semua dosa dan kesalahannya tidak lagi harus dipertanggungjawabkan nanti diakhirat," katanya.
Inilah, kata Ustadz Ahmad Sarwat, adalah cara mati yang aneh sekaligus unik. Karena pada umumnya setiap kita nanti akan dimintai pertanggungjawaban kelak di hari akhir.
"Tidak ada seorang pun yang bisa masuk surga begitu saja tanpa proses dihisab, kecuali hanya para nabi dan rasul yang memang ma’shum (terjaga)," katanya.
Sedangkan kita manusia biasa, seluruhnya tetap harus melewati prosedur penghisaban di hari kiamat. Kalau sampai ada pengecualian, orang tertentu bisa orang masuk surga begitu saja tanpa harus lewat jalur hisab, tentu menjadi sangat istimewa sekali.
"Dan salah satunya yang telah ditetapkan berdasarkan nas adalah mereka yang matinya mati syahid," katanya.
Kedua, bahwa jenazah orang yang mati syahid itu ternyata tidak wajib dimandikan atau dikafani, cukup disholatkan dan dikuburkan saja.
Padahal seluruh pemeluk agama Islam diwajibkan melakukan empat perkara kepada saudaranya yang meninggal dunia, yaitu memandikan, mengkafani, menyolatkan, dan menguburkan.
Hukumnya menjadi fartdhu kifayah, yakni bilamana sudah ada yang melaksanakannya, lepaslah kewajiban itu dari pundak kita semua. Tapi manakala tak seorang pun yang melakukannya, maka kita semua Muslim ini jadi berdosa.
Akam tetapi, datang pengecualian yang istimewa, jenazah orang yang mati syahid tidak perlu dimandikan apalag dikafani, cukup hanya disholatkan dan dikuburkan saja.
Anomali ini tentu saja menjadi teramat istimewa, khususnya bagi mereka yang mendapatkan kesempatan untuk bisa mati dengan cara syahid.
Lepas dari dua keistimewaan di atas, kata Ustadz Ahmad, ternyata ilmu dan pengetahuan terkait fiqih orang yang mati syahid itu justru sangat lemah di tengah kita.
Kata dia, kita hanya tahu kulit-kulit terluarnya saja, tapi detail detail bagaimana mati syahid itu sama sekali tidak pernah dipelajari secara rinci dan mendalam.