ISIS Bertanggung Jawab Atas Serangan di Pakistan

Serangan ISIS tewaskan 11 penambang dari minoritas Syiah Hazara Pakistan

AP
Kelompok bersenjata ISIS.
Rep: Dwina Agustin Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, QUETTA -- Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan 11 penambang dari minoritas Syiah Hazara Pakistan di provinsi Baluchistan pada Ahad (3/1) pagi.  Serangan itu terjadi di daerah Mach distrik Bolan sekitar 100 kilometer tenggara ibu kota Baluchistan, Quetta.

Kantor berita Amaq melalui saluran komunikasi Telegram menyebut ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Serangan itu terjadi setelah relatif tenang dalam hampir satu tahun kekerasan terhadap minoritas mayoritas Syiah Hazara di provinsi tersebut.

Peristiwa ini menewaskan para penambang yang berada di kamar perumahan bersama dekat tambang batu bara tempat bekerja. "Tenggorokan semua penambang batu bara telah digorok, setelah tangan mereka diikat di belakang punggung dan (mereka) dibuat buta," kata seorang pejabat keamanan.

Sebuah klip video yang beredar di grup WhatsApp yang diambil oleh responden pertama,menunjukkan tiga mayat tergeletak di luar ruangan dan sisanya di dalam genangan darah. "Pembunuhan terkutuk atas 11 penambang batu bara tidak bersalah di Mach Baluchistan adalah satu lagi tindakan terorisme yang tidak manusiawi dan pengecut," kata Perdana Menteri Pakistan Imran Khan dalam sebuah kicauan di Twitter.

"Telah meminta Frontier Constabulary untuk menggunakan semua sumber daya untuk menangkap para pembunuh ini dan membawa mereka ke pengadilan," kata Khan.

Setelah serangan pada Ahad, anggota minoritas Hazara di Quetta memblokir bypass barat dan membakar ban untuk memprotes pembunuhan tersebut. Hazara sering menjadi sasaran militan Taliban dan ISIS serta kelompok milisi Muslim Sunni lainnya di Pakistan dan Afghanistan. Pada 2013, tiga pengeboman menewaskan lebih dari 200 orang di lingkungan Hazara di Quetta.

Baca Juga


sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler