SKK Migas: Proyek IDD Tunggu Perbaikan Harga Minyak
SKK Migas akan terus mendorong Chevron segera memastikan penggantinya di IDD.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) hingga saat ini masih menanti kepastian siapa yang akan melanjutkan proyek Indonesian Deep Water Development (IDD) setelah Chveron menyatakan untuk mundur dari proyek ini. Namun, nampaknya kepastian kapan dan siapa yang akan melanjutkan proyek ini masih menunggu stabilitas harga minyak dunia.
Wakil Kepala SKK Migas, Fatar Yani Abdurrahman menjelaskan mengatakan keputusan IDD diundur Chevron sambil menunggu perbaikan harga minyak dunia yang tentunya akan berpengaruh terhadap nilai valuasi hak partisipasi (Participating Interest/PI) yang akan dilepas Chevron.
“Tetap tunggu 2021. Dengan harga minyak ada kecenderungan membaik, mudah mudahan jawaban dari calon operator IDD akan cepat,” kata Fatar Yani, Selasa (5/1).
Fatar Yani mengatakan Eni Indonesia sejauh ini yang menjadi kandidat terbaik untuk bisa menggantikan Chevron pada proyek IDD tahap II Gendalo-Gehem. SKK Migas akan terus mendorong Chevron segera memastikan penggantinya di IDD karena kontrak mereka di IDD juga sebagian akan selesai pada 2027.
“Kami engagement terus dengan Chevron, mengingat PSC-nya dekat lagi 2027. Chevron akan mencari siapa kira-kira yang akan menjadi operator kemudian. Saat ini ada satu kandidat besar yaitu Eni. Eni masih bahas komersialnya. Harapannya Januari ada jawaban. Ini yang akan kami tunggu,” ungkap Fatar Yani.
Proyek IDD merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang menjadi fokus perhatian pemerintah untuk dapat segera diwujudkan.
Berdasarkan data SKK Migas, proyek IDD tahap II adalah proyek pengembangan lapngan Gendalo – Gehem dan diproyeksikan bisa berproduksi hingga 844 juta kaki kubik per hari (MMscfd) gas dan minyak 27 ribu barel per hari (bph). Proyek tersebut seharusnya akan selesai dan mulai berproduksi pada kuartal IV 2025.
Chevron (sebagai operator) memegang 63 persen hak partisipasi di proyek IDD (secara agregat), bersama mitra joint venture lainnya, yaitu Eni. Tip Top, Pertamina Hulu Energi, dan para mitra Muara Bakau. Pengembangan Gendalo-Gehem termasuk pengembangan dua hub terpisah masing-masing memiliki FPU, pusat pengeboran bawah laut, jaringan pipa gas alam dan kondensat, serta fasilitas penerimaan di darat.