Infeksi Jamur Candida Auris Landa Bangsal Covid-19 di AS

Penggunaan berulang alat pelindung diri dilaporkan picu infeksi jamur candida auris.

ANTARA/RAISAN AL FARISI
Seorang tenaga kesehatan memakai alat pelindung diri. Penggunaan berulang alat pelindung diri dilaporkan dapat memicu infeksi jamur candida auris.
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, FLORIDA -- Infeksi jamur misterius dan mematikan bernama Candida auris sedang melanda di beberapa Rumah Sakit rawat inap pasien Covid-19 di Florida, Amerika Serikat. Infeksi ini dilaporkan terjadi karena penggunaan berulang alat pelindung diri (APD), menurut laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika.

Dilansir Times Now News, Candida auris adalah sejenis jamur yang menyebabkan infeksi dan telah banyak laporan menjadi penyebab penyakit lebih parah, terutama pada pasien rawat inap. Pada beberapa pasien, ragi dari jamur dapat memasuki aliran darah dan menyebar ke dalam tubuh, menyebabkan infeksi invasif yang serius, menurut CDC.

Jamur ini kebal terhadap banyak obat, sehingga sulit untuk mengobati infeksinya. Pasien yang sebelumnya diobati dengan antibiotik dan obat antijamur berisiko lebih tinggi terkena infeksi jamur.

Candida auris pertama kali diidentifikasi di Jepang, pada tahun 2009. Jamur ini telah diberi prioritas utama oleh CDC AS dalam beberapa tahun terakhir akibat penyebarannya yang meningkat secara global.

Baca Juga


Sesuai laporan, Candida auris bahkan telah dikaitkan dengan 40 persen kematian di rumah sakit. Jamur tersebut dapat menyebar lewat aliran darah, luka, dan infeksi telinga.

Candida auris juga ditemukan dalam sampel urine dan pernapasan, tetapi belum jelas apakah jamur juga menginfeksi paru-paru atau kandung kemih. Tetapi, apa yang sebenarnya terjadi di rumah sakit Amerika Serikat?

Wabah infeksi jamur dilaporkan pada Juli 2020. Departemen Kesehatan Florida melaporkan empat kasus awal jamur, di antara pasien yang dirawat karena Covid-19.

Bulan berikutnya, mereka melakukan skrining tambahan dan mengidentifikasi lebih dari 35 pasien sudah terinfeksi jamur. Akibat infeksi ini, delapan dari 20 orang, yang terdata telah meninggal. Namun, belum diketahui secara pasti apakah jamur merupakan faktor utama atau bukan.

Kini, Departemen Kesehatan Florida dan CDC melakukan penyelidikan bersama yang berfokus pada tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi meski masih menemukan banyak kelemahan.

"Komputer bergerak dan peralatan medis tidak selalu didesinfeksi setelah penggunaan, persediaan medis (misalnya, tabung oksigen dan kain kasa) disimpan di wadah terbuka," kata laporan CDC.

Di lain sisi, CDC menyebut bahwa ketakutan akan terpapar virus corona mendorong staf rumah sakit mengenakan beberapa lapis alat pelindung diri (APD), sesuatu yang tidak direkomendasikan dan bahkan meningkatkan risiko penularan mikroba. Ada juga kasus penggunaan APD yang diperpanjang dan penggunaan kembali, Wion News melaporkan.

Setelah rumah sakit memindahkan persediaan dari lorong, praktik pembersihan, desinfeksi yang diketatkan, dan praktik yang lebih baik di sekitar penggunaan APD, tidak ada lagi kasus Candida auris yang terdeteksi pada survei berikutnya.

"Wabah seperti yang dijelaskan dalam laporan ini menyoroti pentingnya mematuhi pengendalian infeksi dan praktik APD yang direkomendasikan dan melanjutkan pengawasan untuk patogen baru seperti Candida auris,” laporan itu menyimpulkan.

Candida auris kini telah didokumentasikan di lebih dari 30 negara, dengan sekitar 1.500 kasus AS dilaporkan ke CDC per 31 Oktober 2020.

"Jamur dapat menyebar di lingkungan perawatan kesehatan melalui kontak dengan permukaan atau peralatan lingkungan yang terkontaminasi atau dari orang ke orang," kata CDC.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler