Presiden Brasil Ungkap Penyebab Tutup Tiga Pabriknya

Berakhirnya subsidi miliaran dolar dari pemerintah Brasil jadi penyebab tutupnya Ford

AP/Eraldo Peres
Presiden Brasil Jair Bolsonaro
Rep: Adinda Pryanka Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Presiden Brasil Jair Bolsonaro menilai, berakhirnya subsidi bernilai miliaran dolar dari pemerintah menjadi penyebab utama Ford Motor menutup tiga pabriknya di Brasil pada tahun ini. Bolsonaro mengkritik keputusan pemerintah sebelumnya untuk mensubsidi industri dari uang pembayar pajak.

Baca Juga


"Apa yang diinginkan Ford? Ford belum mengatakan sebenarnya, kan? Mereka menginginkan subsidi," katanya saat berbicara dengan para pendukung yang direkam dalam video dan dipublikasikan di media sosial.

Seperti dilansir di Reuters, Selasa (12/1), Bolsonaro mengkritik keputusan pemerintah sebelumnya untuk mensubsidi industri dari uang pembayar pajak. Di sisi lain, ia menyesali hilangnya 5.000 pekerjaan di negara tersebut.

Ford tidak segera membalas permintaan komentar atas pernyataan Bolsonaro.

Pada Senin (11/1), Ford menyampaikan rencananya untuk menutup pabrik di Brasil tahun ini, dengan dua di antaranya akan dilakukan segera. Langkah ini diperkirakan menghabiskan biaya 4,1 miliar dolar AS.

Rencana penutupan pabrik di Brasil dikarenakan pandemi Covid-19 telah meningkatkan kapasitas produksi perusahaan yang tidak dimanfaatkan (idle capacity). Sementara itu, pejabat Ford mengatakan, tindakan tersebut adalah bagian dari restrukturisasi global senilai 11 miliar dolar AS yang sudah diproyeksikan sebelumnya oleh perusahaan.

Perusahaan mengakui, keputusan ini tidaklah mudah diambil mengingat operasional yang sudah berjalan lebih dari satu abad di Amerika Selatan dan Brasil. Tapi, CEO Ford Jim Farley menekankan, langkah tersebut harus dilakukan untuk menciptakan bisnis yang sehat dan berkelanjutan.

"Kami beralih ke model bisnis yang ramping dan ringan dengan menghentikan produksi di Brasil dan melayani pelanggan dengan beberapa kendaraan terbaik serta paling menarik dalam portofolio global kami," tutur Farley.

 

Ford juga mengatakan, kebutuhan klien mereka di Brasil akan terpenuhi dengan mobil yang bersumber dari Argentina, Uruguay dan wilayah lain.

Ford telah memproduksi kendaraan di Brasil selama lebih dari satu abad, namun operasinya telah menguras uang sejak penurunan ekonomi negara itu pada 2013. "Di Brasil, dan Amerika Selatan lebih luas, pasarnya tidak mendukung struktur pengeluaran kami di wilayah tersebut," kata Ford, dilansir di Financial Times, Selasa.

 

Keputusan Ford merupakan pukulan lain bagi Brasil yang sudah mengalami tekanan ekonomi sejak 2014 dan semakin terpuruk sejak pandemi. Tingkat pengangguran Brasil sudah mendekati 15 persen, angka yang dianggap besar oleh para ekonom.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler