Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 tak Perlu Pakai Masker?

Ada narasi penerima vaksin Covid-19 tak usah lagi pakai masker, faktanya?

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 Sinovac ke tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin, Jalan Pasteur, Kota Bandung, Kamis (14/1). Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menargetkan 1,48 juta tenaga kesehatan mengikuti program vaksinasi Covid-19 perdana tahap awal yang berlagsung dari Januari hingga Februari 2021. Foto: Abdan Syakura/Republika
Rep: Antara/Republika Red: Elba Damhuri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penerima vaksin Covid-19 tidak perlu lagi pakai masker dan rajin cuci tangan karena sudah kebal terhadap virus SARS-CoV-2, demikian narasi yang beredar di media sosial Facebook, Kamis (14/1).


Akun pengunggah narasi tersebut mengatakan, kebiasaan sebelumnya, termasuk jaga jarak, tidak diperlukan karena setelah divaksin berarti penerima vaksin mempunyai kebal tubuh terhadap virus corona. 

Namun, ketika penerima vaksin justru masih diminta untuk memakai masker dan rajin cuci tangan, berarti cairan yang disuntikkan ke dalam tubuh bukanlah vaksin.

Berikut narasi lengkap unggahan di Facebook tersebut:

VAKSIN ITU ARTINYA ZAT YG SENGAJA DIBUAT UNTUK MEMBUAT KEKEBALAN TUBUH TERHADAP PENYAKIT TERTENTU.

JADI, VAKSIN COVID19 YG DISUNTIKKAN KE DALAM TUBUH ANDA TUJUANNYA AGAR TUBUH ANDA KEBAL TERHADAP VIRUS COVID19.

JIKA ANDA SUDAH DISUNTIK VAKSIN COVID19, MAKA ANDA TIDAK PERLU LAGI PAKEK MASKER,CUCI TANGAN DAN SEBAGAINYA KARENA ANDA SUDAH KEBAL TERHADAP VIRUS COVID19.

TAPI, JIKA ANDA SUDAH DI SUNTIK VAKSIN COVID19, TAPI MASIH SAJA DISURUH PAKEK MASKER, DISURUH CUCI TANGAN, DUDUK BERJAUHAN DAN SEBAGAINYA, BERARTI YG DISUNTIKKAN KE ANDA ITU BUKAN VAKSIN TAPI VAKCIN (VALUTA KEUANGAN CINA)..."

Selain narasi, pemilik akun juga menyertakan tangkapan layar yang menyantumkan nama mantan Ketua Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai disertai tulisan "Hak Asasi Rakyat Tolak Vaksin".

Namun, benarkah seseorang yang telah menerima vaksin berarti tidak perlu lagi memakai masker serta rajin cuci tangan?

Penjelasan: Pernyataan bahwa penerima vaksin tidak perlu lagi menggunakan masker atau pun cuci tangan adalah klaim yang salah atau hoaks.

Dokter spesialis penyakit dalam konsultasi alergi imunologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Iris Rengganis mengatakan, vaksin Covid-19 diberikan dua dosis dalam rentang 14 hari. 

Setelah vaksinasi dua dosis, antibodi baru terbentuk 14 hari selepas penyuntikan vaksin Covid-19 kedua.  

Dalam rentang waktu itu, seseorang yang sudah divaksin masih mungkin tertular infeksi dan jatuh sakit karena belum cukup waktu bagi tubuh untuk membentuk antibodi.

Iris mengatakan, seseorang yang sudah divaksin harus menjaga protokol kesehatan dengan menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. 

Hal yang serupa juga dikatakan dokter RS Siloam dan RS Awal Bros Makassar, Bambang Budiono. Orang yang divaksin, menurut Bambang, sistem tubuhnya membutuhkan waktu agar dapat memproduksi antibodi. 

Vaksin adalah bentuk dari virus yang utuh, bentuknya bisa jadi adalah virus yang dinonatifkan, virus yang dilemahkan, atau virus yang dimatikan. Vaksin akan merangsang tubuh membentuk antibodi yang baru. 

Ahli epidemiologi Universitas Boston Eleanor Murray juga mengingatkan, setelah divaksin bukan berarti seseorang dapat langsung kembali ke kehidupan sebelum pandemi. 

Kepala Lembaga Biologi Molekular Eijkman Amin Soebandrio mengatakan, vaksin Covid-19 dapat efektif menekan penularan COvid-19 jika cakupan vaksinasi di Indonesia sudah mencapai 70 persen populasi atau setara dengan 182 juta masyarakat Indonesia.  

Dokter ahli imunologi, Iris Rengganis, mengatakan, vaksin harus diberikan dua kali dengan dosis 0,5 cc sekali suntik. Menurutnya, vaksin tidak bisa disuntikkan sekaligus karena semua sudah diukur.

"Kemudian dalam kurun waktu dua pekan setelah divaksin pertama, orang yang sudah divaksin tetap harus menerapkan protokol kesehatan 3M dan 3T," ujarnya dalam konferensi virtual EUA Vaksinasi Covid-19 BPOM, Senin (11/1), seperti dikutip dari Republika.co.id.

Disiplin 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak serta kesediaan untuk melakukan 3T, yakni tracing, testing, treatment tetap mutlak meski sudah divaskin.

Ia mewanti-wanti jangan sampai orang yang berpikir sudah mendapatkan vaksin pertama kemudian berpikir aman lalu abai 3M. Padahal, dia melanjutkan, antibodi seseorang baru akan sepenuhnya terbentuk setelah menerima dua kali suntik.

"Bahkan, ketika sudah disuntik sebanyak dua kali (masih bisa tertular) karena vaksin itu tidak ada yang memberikan kekebalan 100 persen. Namun, kondisinya tidak parah (karena sudah divaksin)," katanya.

Iris menerangkan, jika penerima vaksin lalu tertular Covid-19 maka penyebabnya bukan karena kandungan vaksin. Iris menjelaskan, Vaksin Sinovac dibuat menggunakan inactivated virus atau virus yang tidak aktif. Artinya, vaksin ini aman karena virusnya tidak bisa berkembang biak lagi.

"Jangan sampai ada miskomunikasi setelah mendapatkan vaksin kemudian sakit, itu yang harus kita luruskan," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler