Kremlin: Penangkapan Navalny Urusan Internal Rusia
Jubir Kremlin mengatakan Rusia tidak akan mempertimbangkan kritik dari Barat
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia pada Selasa (19/1) mengatakan penangkapan pemimpin oposisi Alexey Navalny adalah urusan internalnya.
Juru Bicara Istana Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Rusia tidak akan mempertimbangkan kritik dari Barat tetapi tertarik untuk menjaga hubungan baik dengan negara lain. Peskov juga mengatakan kasus Navalny tidak memerlukan perhatian khusus dari Presiden Vladimir Putin karena semua hak warga Rusia dijamin oleh hukum.
Pengadilan Rusia pada Senin (18/1) memutuskan bahwa Navalny akan ditahan hingga 15 Februari. Dia ditahan kurang dari 24 jam setelah dia kembali ke negara itu.
Navalny, yang menerima perawatan di Jerman setelah diduga mengalami keracunan, ditangkap di ibu kota Moskow saat dia pulang ke negaranya pada Minggu malam. Dia kini ditahan di kantor polisi di kota Khimki.
Navalny, 44 tahun, seorang pengkritik keras Putin, jatuh sakit pada Agustus lalu dalam penerbangan ke Moskow. Setelah pendaratan darurat di kota Omsk di Siberia, dia menghabiskan dua hari di rumah sakit Rusia sebelum dikirim ke Berlin untuk perawatan.
Setelah tes di beberapa laboratorium, pejabat Jerman mengatakan Navalny diracuni dengan senjata kimia racun saraf Novichok, yang juga digunakan menurut pemerintah Inggris dalam serangan tahun 2018 terhadap mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya di kota Salisbury, Inggris.
Otoritas Rusia menyangkal keterlibatan apa pun dalam kasus ini dan berpendapat bahwa senjata kimia itu tidak dikembangkan atau diproduksi oleh Rusia sejak peluru kimia terakhir dihancurkan pada 2017, sebagaimana diverifikasi dan disertifikasi oleh Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia.