In Picture: Hal-Hal yang Gagal Dijelaskan Facebook Soal Privasi WhatsApp
Facebook gagal menjelaskan mengapa pengguna WhatsApp harus setuju soal kebijakan baru
REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Rencana Facebook memaksa pengguna agar setuju berbagi data pengguna dengan Facebook menjadi bumerang. Jutaan orang telah mengunduh layanan pesaing seperti Signal dan Telegram, sebagai persiapan untuk perubahan tersebut.
WhatsApp masih merupakan aplikasi perpesanan instan yang tidak perlu dipersoalkan. WhatsApp menawarkan enkripsi end-to-end dan menjembatani komunikasi iPhone ke Android. Namun, Signal dan Telegram juga dapat melakukan itu.
Dilansir dari BGR, Selasa (19/1), Facebook sudah menanggapi reaksi tersebut beberapa hari yang lalu. WhatsApp menerbitkan bagian infografis dan FAQ yang menekankan semua data yang tidak akan dikumpulkan Facebook setelah kebijakan privasi WhatsApp yang baru diberlakukan.
Beberapa hari kemudian, Facebook mengumumkan rencana untuk menunda revisi kebijakan privasi selama tiga bulan untuk menghilangkan kebingungan yang beredar di masyarakat.
Facebook terus bersikeras dalam unggahan blog barunya tentang kebingungan dan kesalahan informasi yang menyebabkan kekhawatiran di luar sana. Blog tersebut menjelaskan lagi enkripsi end-to-end tidak akan hilang. WhatsApp serta Facebook tidak akan dapat melihat pesan milik pengguna. Hal yang sama berlaku untuk pesan dan log panggilan dan lokasi bersama.
Facebook lalai untuk mengakui banyak orang memahami dengan sempurna bahwa enkripsi end-to-end tidak akan hilang. Meski mungkin enkripsi tak hilang, pengguna juga memahami Facebook akan mengambil lebih banyak data dari WhatsApp. Ini merupakan masalah utama.
Facebook menjelaskan, di entri blog apa yang berubah tanpa memperjelas data apa yang akan dikumpulkan dari WhatsApp.
“Dengan pembaruan ini, tidak ada yang berubah. Sebaliknya, pembaruan menyertakan opsi baru yang harus dimiliki orang untuk mengirim pesan ke bisnis di WhatsApp dan memberikan transparansi lebih lanjut tentang cara kami mengumpulkan dan menggunakan data. Meskipun tidak semua orang berbelanja dengan bisnis di WhatsApp saat ini, kami pikir lebih banyak orang akan memilih untuk melakukannya di masa mendatang dan penting untuk orang-orang mengetahui layanan ini. Pembaruan ini tidak memperluas kemampuan kami untuk berbagi data dengan Facebook,” ujarnya.
Masalahnya di sini adalah banyak orang mungkin mengira mereka tidak akan berbelanja di dalam WhatsApp. Oleh karena itu, fitur yang didorong Facebook harus bersifat opsional. Facebook gagal menjelaskan mengapa semua pengguna WhatsApp harus setuju untuk membagikan data pengguna untuk layanan yang mungkin tidak akan pernah mereka gunakan.
Semuanya tampak seperti pengambilan data pribadi lain yang dikejar Facebook. WhatsApp adalah pembelian terbesar Facebook dengan hampir 20 miliar dolar AS, jadi Facebook ingin menghasilkan uang darinya.
Menurut Android Authority, data yang dibagikan dengan Facebook saat pengguna berkomunikasi dengan WhatsApp bisnis adalah nomor telepon, ID perangkat, data lokasi, data transaksi, interaksi produk dan pengidentifikasi pengguna,
Nomor telepon adalah elemen kunci yang dapat menghubungkan WhatsApp ke akun Facebook. Facebook berjanji untuk tidak menghubungkan keduanya kembali ketika membeli WhatsApp.
Pada 2016 Facebook mengumumkan akan mengumpulkan data dari WhatsApp, termasuk nomor telepon. Facebook memberi pengguna cara untuk keluar pada saat itu dan kemudian didenda di Eropa karena telah berbohong selama proses akuisisi WhatsApp.
Salah satu alasan untuk mengizinkan Facebook menghubungkan akun WhatsApp dan Facebook adalah mitos aplikasi perpesanan instan universal yang sedang dikerjakan Facebook. Ketika WhatsApp-Facebook-Instagram obrolan terenkripsi end-to-end, pengguna akan dapat menghubungi siapa pun di tiga platform tersebut, tanpa harus memiliki akun di semuanya. Beberapa konsolidasi akun mungkin berguna dalam kasus seperti itu. Tapi, meski begitu, itu semua harus opsional.
Pengguna WhatsApp sekarang memiliki waktu tiga bulan lagi untuk menggunakan WhatsApp apa adanya sebelum memutuskan apakah mereka akan menyetujui kebijakan privasi atau menghapus WhatsApp dan/atau Facebook dan menggunakan pesan instan yang berbeda di iPhone dan Android.