Tiga Bayi yang Dapat Berbicara Atas Izin Allah SWT

Bayi yang bisa berbicara merupakan bukti kebesaran Allah SWT.

Pexels
Tiga Bayi yang Dapat Berbicara Atas Izin Allah SWT
Rep: Imas Damayanti Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam memahami kebesaran Allah SWT, manusia wajib meyakini tiada hal mustahil bagi-Nya. Alam semesta diciptakan Allah lengkap dengan isinya, serta makhluk-makhluk gaib pun tak luput dari kuasa Dia.

Baca Juga


Maka, tak heran jika Nabi Muhammad pun pernah menyebutkan terdapat tiga bayi yang dapat berbicara atas izin Allah. Syekh Aidh Al-Qarni dalam buku Sentuhan Spiritual menjelaskan, kuasa Allah meliputi setiap hal, termasuk dalam perkara mengehendaki bayi-bayi berbicara.

Rasulullah SAW bersabda: “La yatakallam fil-mahdi illa tsalatsah,”. Yang artinya: “Tidak berbicara dalam buaian (bayi) kecuali tiga orang,”.

Sebelum mengenal lebih jauh ketiga bayi istimewa tersebut, perlu dipahami bahwa Allah SWT menciptakan makhluk atas empat macam kelompok. Pertama, Allah menciptakan Nabi Adam AS tanpa ayah dan ibu.

Kedua, Allah menciptakan Hawa dengan tanpa bapak dan ibu, sebab Hawa diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam. Ketiga, Allah menciptakan Nabi Isa dari seorang ibu tanpa seorang bapak.

Keempat, Allah menciptakan seluruh makhluk melalui bapak dan ibunya. Allah berfirman dalam Alquran Surah Al-Luqman ayat 11: “Hadza khalqullahi fa-aruni maadza khalaqa alladzina min dunihi, balil-zhaalimuna fi dhalaalin mubinin,”.

Yang artinya: “Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang telah diciptakan oleh sembahan-sembahan(mu) selain Allah. Sebenarnya orang-orang yang zalim itu berada di dalam kesesatan yang nyata,”.

 

 

Maka lihatlah, ketika Maryam membawa Nabi Isa, maka Bani Israael memberikan pengakuan sebagaimana yang diabadikan Allah dalam Alquran Surah Maryam ayat 28: “Ya-ukhta Haruna maa kaana abuki imra-a saw-in wa maa kaanat ummuki baghiyyan,”. Yang artinya: “Wahai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina,”.

Kemudian, Maryam tidak berkata-kata. Ini pula diabadikan di dalam Alquran Surah Maryam ayat 29: “Fa-asyarat ilaihi, qaluu kaifa nukallimu man kaana fil-mahdi shabiyyan,”. Yang artinya: “Maka Maryam menunjuk kepada anaknya, (dan mereka semua tertawa) lalu mereka berkata: bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?”.

Dengan izin Allah SWT, beberapa saat kemudian Nabi Isa kecil dapat berbicara. Menurut suatu pendapat, kata Syekh Aidh Al-Qarni, Nabi Isa kala itu dapat berbicara dengan suara yang sangat fasih, jelas, dan lucu dalam waktu tiga hari. Inilah sosok bayi pertama yang dimaksud Nabi Muhammad yang dapat berbicara.

 

Adapun sosok yang kedua adalah Juraij. Juraij adalah laki-laki Bani Israel yang gemar beribadah.

Ia selalu melaksanakan sembahyang, zikir, dan berdoa kepada Allah. Ia kemudian membangun sebuah tempat pertapaan yang digunakan untuk beribadah kepada Tuhannya.

Suatu hari, ibunya datang saat ia sedang beribadah. Ibunya berkata: “Wahai Juraij,”. Lalu Juraij berkata: “Ya Tuhan, ibadahku atau ibuku?” Sempat dilanda kebingungan antara meneruskan shalat atau memenuhi panggilan ibunya, akhirnya Juraij memilih meneruskan shalat.

Karena itulah, ibunya pun pergi. Esok harinya, sang ibu kembali mendatangi Juraij ketika sedang shalat. Ia kembali memanggil Juraij namun tak dibalas.

Pada akhirnya, ibu Juraij pun murka dan bersumpah serapah: “Ya Allah, jangan matikan dia sampai melihat muka wanita pelacur,”.

Setelah mendoakan Juraij dengan doa seperti itu, ibunya pun pergi. Setelah itu, orang-orang Bani Israel menggunjingkan ibadah Juraij serta menaruh kebencian terhadapnya. Kaum Bani Israel tidak menginginkan ibadah tekun yang dilaksanakan Juraij, mereka lebih memilih kemesuman, kefasikan, dan dunia pelacuran.

 

Bani Israel akhirnya mencoba mencari cara agar merusak ibadah dan reputasi Juraij. Maka dibuatlah seorang pelacur menggoda seorang penggembala yang pada akhirnya membuat si pelacur itu hamil.

Lalu, si pelacur itu mengaku bayi hasil lacurannya itu adalah anak dari Juraij. Ketika Juraij difitnah dan dihakimi masyarakat, tiba-tiba bayi dari pelacur itu berbicara atas izin Allah: “Bapakku adalah Fulan, tukang gembala,”. Mendengar keajaiban itu, maka kaum Bani Israel itu merangkul Juraij, menciumi, dan mengusapnya. Mereka berkata: “Kami akan membangun tempat pertapaanmu dari emas,”. 

Sosok bayi yang ketiga berdasarkan riwayat Imam Bukhari adalah seorang anak yang menyusu kepada ibunya. Lalu, seorang laki-laki melintas dengan menunggang kuda yang energik dan indah, baik dari bentuk maupun pakaiannya. Ibu dari anak itu kemudian berkata: “Ya Allah, jadikanlah anakku seperti orang ini,”.

Tiba-tiba anak itu melepaskan susu dan memandang ibunya. Anak itu kemudian berkata: “Ya Allah, jangan Engkau jadikan aku seperti dia,”. Ibu dan anak itu kemudian melewati seorang wanita yang sedang dipukuli. Wanita itu pun berkata: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung,”.

 

Melihat itu, ibu sang anak mengatakan bahwa jangan sampai Allah menjadikan anaknya demikian. Tiba-tiba anak itu melepaskan susunya dan berkata lagi: “Ya Allah, jadikan aku seperti dia,”.

Sang ibu keheranan, lalu si anak berkata lagi: “Lelaki yang melintas itu adalah orang zalim, maka aku tidak mau dijadikan seperti dia. Sedangkan si wanita yang dipukuli dan dituduh berzina, sesungguhnya ia tidak berzina, maka aku mau dijadikan seperti dia,”.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler