In Picture: Selandia baru akan Turunkan Emisi Karbon Kendaraan Umum
Selandia Baru mendorong untuk mencapai target netral karbon pada 2050.
REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Selandia Baru akan menurunkan emisi karbon bus umum pada 2035. Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan negaranya akan memperkenalkan undang-undang tahun ini untuk mengimpor kendaraan bersih guna mengurangi emisi dan biaya bahan bakar.
Langkah itu dilakukan saat Selandia Baru mendorong untuk mencapai target netral karbon pada 2050. Pemerintah juga akan mengamanatkan bahan bakar hayati beremisi lebih rendah di seluruh sektor transportasi dan hanya membeli bus angkutan umum tanpa emisi mulai 2025, kata Ardern.
"Menangani perubahan iklim adalah prioritas pemerintah dan tetap menjadi bagian inti dari rencana pemulihan COVID kami. Kami dapat menciptakan lapangan kerja dan peluang ekonomi sambil mengurangi emisi kami, jadi ini sama-sama menguntungkan bagi ekonomi dan iklim kami," kata Ardern.
Ardern menyebut perubahan iklim sebagai "momen bebas nuklir generasi kita. "Ini akan menjadi bidang aksi yang berlangsung terus, tapi kami sekarang bergerak untuk melaksanakan janji-janji penting pemilu," kata Ardern.
Pemerintah akan memperkenalkan undang-undang tahun ini untuk mengimpor hanya mobil rendah emisi. Tujuannya adalah untuk mencegah hingga tiga juta ton emisi pada tahun 2040. Selandia Baru akan mempertimbangkan skema insentif untuk membantu orang beralih ke mobil ramah lingkungan.
Selandia Baru bulan lalu mendeklarasikan darurat iklim dengan janji sektor publiknya akan menjadi bebas karbon pada 2025. Deklarasi itu meminta lembaga pemerintah untuk mengukur dan melaporkan emisi dan mengimbangi emisi yang tidak dapat mereka potong pada 2025.
Hampir setengah dari emisi gas rumah kaca Selandia Baru berasal dari pertanian, terutama metana. Sektor transportasi merupakan jumlah tertinggi kedua.
Selandia Baru, yang bangga menjadi salah satu negara terbersih dan terindah di dunia, memasukkankurikulum perubahan iklim di sekolahnya tahun lalu.