Tentara Wanita Muslim Afrika Selatan Diizinkan Pakai Jilbab
Januari 2020, mendakwa seorang perwira karena mengenakan jilbab di bawah baretnya.
REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Juru bicara militer pada Kamis (28/1) mengatakan tentara Afrika Selatan telah mengubah kebijakan pakaiannya untuk mengizinkan wanita Muslim mengenakan jilbab sebagai bagian dari seragam mereka. Pada Januari tahun lalu, pengadilan militer menjatuhkan dakwaan terhadap seorang perwira karena mengenakan jilbab di bawah baret militernya.
Mayor Fatima Isaacs telah didakwa secara pidana pada Juni 2018 dengan pembangkangan yang disengaja dan gagal mematuhi instruksi sah setelah atasannya memintanya melepas jilbabnya saat berseragam. Pengadilan militer di Castle of Good Hope dekat Cape Town mencabut semua dakwaan pada Januari 2020.
Ini membuat pengecualian bagi Isaacs untuk mengenakan balutan hitam ketat di kepalanya saat bertugas selama itu tidak menutupi telinganya. Sayangnya, militer tidak mengubah kebijakan pakaiannya.
Ini membuat Isaacs mengajukan gugatan di pengadilan kesetaraan Afrika Selatan atas peraturan yang membatasi pakaian keagamaan. Pasukan Pertahanan Nasional Afrika Selatan (SANDF) akhirnya setuju mengubah kebijakannya pada pekan ini dan mengizinkan semua wanita Muslim menutupi kepala mereka saat bertugas.
“Aturan berpakaian SANDF telah diperbarui untuk memungkinkan pemakaian jilbab oleh wanita Muslim sesuai dengan ketentuan dalam aturan berpakaian,” kata juru bicara Mafi Mgobozi, dilansir Aljazirah, Jumat (29/1).
Pusat Sumber Daya Hukum yang berbasis di Afrika Selatan menyambut baik keputusan tersebut melalui Twitter pada Rabu. Mereka mengatakan akan mencabut kasus pengadilan kesetaraan.
https://www.aljazeera.com/news/2021/1/29/south-africas-army-lifts-hijab-ban-for-muslims