Mahasiswa UNY Kembangkan Sabun Antibakteri dari Daun Jarak

Daun jarak dicampur dengan limbah minyak goreng untuk membuat sabun.

wkp.maluke.com
Sabun batangan (ilustrasi).
Rep: Wahyu Suryana Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Antibakteri jadi zat yang dapat menghambat dan membunuh pertumbuhan bakteri. Namun, Food and Drug Administration (FDA) melarang sabun antibakteri karena ada zat kimia yang tidak aman dan tidak efektif untuk jangka panjang.

Bahan kimia yang paling sering dipakai yaitu triclosan dan triclocarban. Salah satu cara menghindari efek samping yang ditimbulkan yaitu lewat penggunaan antibakteri dari bahan alam sebagai alternatif pengganti triclocarban.

Salah satunya senyawa saponin yang dapat diperoleh dari alam dan mempunyai efek antibakteri. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai antibakteri yaitu daun jarak pagar (Jatropha curcas linn), yang memiliki aktivitas antibakteri.

Tanaman ini mengandung flavonoid, saponin, dan tanin. Sekelompok mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
menggagas pembuatan sabun antibakteri berbahan jarak pagar dan minyak goreng.

Ada Asmi Aris, Ilyas Gistiana dan Hafizhoh Hanafia. Asmi mengatakan, pemakaian minyak goreng telah jadi kebutuhan pokok dalam pengolahan bahan pangan karena kandungan asam lemak bebas yang cukup tinggi dan dapat diolah menjadi sabun.

"Melalui proses saponifikasi dengan menggunakan larutan alkali," kata Asmi, Senin (1/2).

Limbah minyak goreng yang telah digunakan cukup berlimpah dan dapat digunakan sebagai bahan pembuatan sabun. Ilyas menerangkan, pembuatan sabun dimulai dari pembersihan minyak goreng bekas, pembuatan ekstraksi jarak dan pembuatan sabun.

"Minyak goreng bekas dibersihkan dari bahan pengotor sisa penggorengan menggunakan kertas saring," ujar Ilyas.

Baca Juga



Sampel minyak ditambah adsorben 7,5 persen berat minyak dan diaduk 30 menit, didiamkan 72 jam. Minyak goreng disaring kembali untuk dipisah dari adsorben. Untuk ekstraksi, daun jarak dicuci dan dikeringkan di bawah sinar matahari.

Daun yang kering digiling hingga serbuk. Serbuk 500 gram direndam dalam etanol 95 persen. Sampel direndam selama 3x24 jam, diaduk setiap 24 jam satu kali, dipekatkan memakai vacuum rotary evaporator 70 derajat kecepatan 100 rpm.

Terakhir pembuatan sabun, minyak goreng 60 gram dipanaskan suhu 40 derajat dan ditambah larutan NaOH 30 persen 30 mililiter dan diaduk 20 menit. Tambahkan 10 milimeter gliserin, satu mililiter minyak esensial dan ekstrak daun jarak pagar.

Konsentrasi yang telah ditentukan dalam akuades merupakan 50 mililiter. Adonan didinginkan dan dicetak. Hafizhoh menjelaskan, sabun yang dihasilkan merupakan jenis sabun padat yang diperuntukkan sebagai sabun cuci tangan.

Ekstrak daun jarak yang ditambah memberi efek anti bakteri, sehingga sabun ini baik digunakan untuk menunjang kebersihan dan kesehatan. Kelayakan sabun diuji berdasar SNI 06-3532-1994 untuk mengetahui karakter fisik dan kimia sabun.

"Sehingga, aman untuk digunakan," kata Hafizhoh.

Sabun diuji dengan uji fitokimia, organoleptik, kadar air, derajat keasaman, kadar alkali bebas, penentuan jumlah busa dan anti bakteri. Hasil uji tunjukkan
sampel alami perubahan jadi hijau kebiruan, menunjukkan ada senyawa fenol.

Perubahan warna larutan jadi merah jingga menunjukan ada flavonoid, Sedangkan timbulnya warna hijau kehitaman menunjukkan senyawa tanin. Dalam uji saponin terbentuk buih dan tidak hilang 10 menit 1-10 centimeter, menunjukkan saponin.

Aktivitas anti bakteri dari sabun yang dihasilkan diuji bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan cara mengukur zona bening. Zona menunjukkan bakteri tidak dapat tumbuh yang mengindikasi intervensi dari aktivitas sabun.

Kesimpulannya, sabun daun jarak pagar positif memiliki aktivitas anti bakteri menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Senyawa aktifnya membentuk kompleks reversibel dengan steroid di dinding sel.

"Kompleks yang terbentuk tersebut akan mengakibatkan rusaknya membran sel, sehingga bakteri tidak dapat tumbuh," ujar Asmi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler