Dua Nakes di Garut Meninggal Akibat Covid-19
Bupati Garut berharap tak ada lagi pasien meninggal akibat Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut ikut berbelasungkawa atas meninggalnya seorang tenaga kesehatan (nakes) akibat terpapar Covid-19 pada Jumat (5/2). Dengan meninggalnya nakes dari RSUD dr Slamet Kabupaten Garut itu, saat ini total sudah dua nakes yang meninggal dunia akibat Covid-19 di daerah itu.
"Kita tentu berduka cita. Kita merasakan kehilangan atas meninggalnya nakes RSUD dr Slamet," kata Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, Ahad (7/2).
Ia menjelaskan, sebelum meninggal, nakes itu sudah menjalani perawatan selama 18 hari. Namun, nyawanya tak juga tertolong.
Menurut Helmi, seluruh nakes yang bertugas juga telah berupaya melakukan penanganan maksimal agar pasien Covid-19 dapat kembali sembuh. Berbagai sarana dan prasarana di rumah sakit juga telah dilengkapi untuk menangani pasien yang memiliki gejala.
"Kita sudah lengkapi ruang perawatan dengan ventilator. Kita punya enam ventilator dan itu cukup," kata dia.
Helmi mengatakan, hingga saat ini sudah ada dua nakes di Kabupaten Garut yang meninggal dunia akibat terpapar Covid-19. Ia berharap, tak ada lagi pasien meninggal akibat Covid-19.
Ia juga meminta para nakes yang menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19 untuk tak patah semangat. "Saya kita ini jangan membuat kita patah semangat. Kita haris tetap berjuang melawan Covid-19," kata dia.
Sebelumnya, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani mengatakan, hingga saat ini total nakes yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Garut sudah lebih dari 500 orang. Dua di antaranya meninggal dunia.
"Yang masih aktif sekitar 40 kasus," kata Leli.
Ia menambahkan, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut sudah melakukan sejumlah cara untuk mengantisipasi adanya nakes yang terpapar Covid-19. Misalnya, penerapan protokol kesehatan (prokes) telah dilakukan dengan ketat di tempat mereka bekerja.
Kendati demikian, ia tak bisa memastikan perilaku para nakes di luar tempat kerja. "Mereka mungkin di tempat kerja jaga (prokes), tapi tak tahu di luar tempat kerja," ujar Leli.
Ia menjelaskan, saat ini penularan Covid-19 sudah tidak bisa lagi dicari tahu sember awalnya secara pasti. Sebab, kasusnya sudah teramat banyak.
"Hampir 30 persen masyarakat kalau diperiksa mah positif. Karena terbatas saja testing jadi enggak ketahuan semua," kata dia.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut hingga Sabtu (6/2), total terdapat 6.625 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di daerah itu. Sebanyak 988 orang masih menjalani isolasi mandiri, 382 orang isolasi di rumah sakit, 5.030 orang sembuh, dan 225 orang meninggal dunia.