Klaim Hancurkan Sarpras Hizbullah, Israel Bombardir Rumah Warga di Lebanon
Israel dinilai hendak bumi hanguskan perkampungan di Lebanon.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdalih hancurkan infrastruktur militer Hizbullah, militer Israel membombardir kawasan rumah penduduk di Lebanon. Mereka melukai bahkan membunuh warga sipil di sana, seperti wanita dan anak-anak tak berdosa.
Anggota parlemen Hizbullah, Ali Fayyad, membantah klaim Israel tentang penghancuran infrastruktur Hizbullah. Dia menunjukkan bahwa apa yang terjadi di desa-desa perbatasan, di Lebanon selatan, adalah penghancuran sistematis dan upaya untuk mengubahnya menjadi rata tanah.
Ketika pendudukan Israel meledakkan desa-desa perbatasan dan properti sipil, seorang anggota Blok Loyalitas terhadap Perlawanan di Parlemen Lebanon, Ali Fayyad, mengatakan pada hari Rabu bahwa “apa yang terjadi di daerah perbatasan adalah upaya terstruktur untuk menghanguskannya.”
Koresponden Al-Mayadeen di Lebanon selatan melaporkan bahwa Israel melakukan pemboman besar-besaran yang berdampak pada lebih dari satu kampung di kota Taybeh. Suara ledakan terdengar di kota tersebut, bertepatan dengan pembakaran beberapa bangunan.
Perlu dicatat bahwa pasukan pendudukan diperkirakan akan menarik diri dari Lebanon selatan pada Ahad depan, setelah batas waktu 60 hari berlalu.
Israel harus mundur
Presiden Lebanon Joseph Aoun, Sabtu (18/1), menegaskan kembali sikap kukuh pemerintahnya terkait dengan permintaan mundur pasukan Israel dari wilayah selatan yang mereka duduki sesuai tenggat waktu yang ditetapkan dalam perjanjian gencatan senjata 27 November 2024.
Dalam pertemuan dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di Beirut, Presiden Aoun menyoroti pelanggaran berupa serangan darat dan udara yang terus dilakukan militer Israel, khususnya penghancuran rumah-rumah dan desa-desa di sepanjang perbatasan.
Guterres tiba di Lebanon, Kamis (16/1), dalam "kunjungan solidaritas" ke negara Arab tersebut.
“Pelanggaran Israel, termasuk pengeboman rumah dan penghancuran desa perbatasan, merupakan pelanggaran nyata terhadap perjanjian gencatan senjata dan terus merongrong kedaulatan Lebanon,” kata Presiden Aoun.
“Tindakan semacam itu tidak sejalan dengan upaya internasional untuk mewujudkan perdamaian dan keamanan di kawasan,” katanya menambahkan.
Aoun, yang terpilih sebagai presiden pada 9 Januari 2025 setelah posisi tersebut kosong selama lebih dari dua tahun akibat perselisihan politik, menekankan pentingnya menghentikan pelanggaran tersebut.
Dalam pertemuan itu, Aoun juga memuji dedikasi personel Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL), yang menghadapi sejumlah serangan terhadap pangkalan mereka.
Ia menegaskan pentingnya koordinasi yang kuat antara UNIFIL dan Angkatan Bersenjata Lebanon untuk menjaga stabilitas kawasan.
Sejak 27 November 2024, gencatan senjata yang rapuh diberlakukan, mengakhiri periode saling serang antara Israel dan Hizbullah yang dimulai pada 8 Oktober 2023 dan meningkat menjadi konflik besar pada 23 September 2024.
Menurut data resmi Lebanon yang dikumpulkan Anadolu, Israel telah melakukan 564 pelanggaran hingga Jumat (17/1), yang menyebabkan 37 orang tewas dan 45 lainnya luka-luka.
- hizbullah
- israel
- Palestina
- gaza
- tel aviv
- netanyahu
- amerika serikat
- operasi badai al aqsa
- thufan al aqsa
- two state solution israel dan palestina
- solusi dua negara palestina dan israel
- perdamaian di palestina
- hamas
- IDF
- israel defense force
- bantuan untuk palestina
- bantuan untuk gaza
- bantuan kemanusiaan
- bantu palestina