Iran Tolak Keberadaan Prancis dalam Dialog Negara Teluk
Iran mengatakan tidak akan berunding dengan pihak Barat
REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, bersikeras bahwa tidak ada tempat bagi Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam dialog Iran-Teluk. Dia menegaskan, Teheran tidak akan merundingkan masalah yang ada dengan pihak Barat.
Zarif mengatakan kepada pejabat TV Iran pada Selasa (9/2), bahwa Prancis tidak dipaksa menjadi anggota dalam negosiasi kesepakatan nuklir. Meskipun, dia mengakui, wajar bagi Macron untuk memiliki kekhawatiran tentang beberapa persyaratan perjanjian.
"Iran menyerukan dialog antara delapan negara kawasan yang terlibat (Negara Teluk, Iran, dan Irak)," kata Zarif dikutip dari middleeastmonitor.
Macron mengatakan pada pekan lalu, bahwa Prancis akan mendukung dialog baru Amerika Serikat (AS)-Iran mengenai kesepakatan nuklir. "Kami perlu menyelesaikan negosiasi baru dengan Iran," katanya kepada Dewan Atlantik yang berbasis di Washington.
Presiden Prancis itu menambahkan bahwa pembicaraan tersebut harus mencakup Arab Saudi dan Israel. Desakan tersebut adalah kedua kalinya Macron menyerukan perluasan lingkaran negosiasi atas program nuklir Iran.
Kesepakatan nuklir Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) 2015 telah ditinggalkan secara sepihak oleh AS pada 2018. Presiden baru AS Joe Biden telah mengatakan bahwa Washington akan terlibat kembali jika Iran kembali ke kepatuhan ketat dengan perjanjian tersebut.