NIlai Pancasila dalam Pendidikan Hadapi Persaingan Global
Dunia pendidikan Indonesia harus mengandung penguatan karakter kebangsaan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi mengatakan generasi penerus Indonesia akan menghadapi persaingan global. Namun, di sisi lain dunia pendidikan Indonesia juga harus mengandung penguatan karakter kebangsaan, dalam hal ini berkaitan dengan penanaman nilai-nilai Pancasila.
"Di antara pertimbangan review tersebut adalah muatan kurikulum menekankan pada pendidikan kewarganegaraan," kata Yudian, dalam webinar Strategi Penguatan Pancasila dalam Rekomendasi UU Sistem Pendidikan Nasional, Selasa (16/2).
Ia mengatakan, dalam pendidikan nasional, pendidikan Pancasila tidak disebut secara eksplisit. Demikian pula kompetensi lulusan tidak secara eksplisit menekankan kecakapan dalam integrasi sosial.
Yudian berpendapat, pendidikan karakter dan akhlak mulai seringkali sebatas dihubungkan dengan kesalehan dalam beribadah. Sementara itu, ibadah ghairu mahdhah atau yang berkaitan dengan membangun peradaban masih kurang ditekankan.
"Sayangnya, ibadah ini hanya disuguhkan pada aspek spiritual vertikal semata," kata Yudian menambahkan.
Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP menilai selama ini Pancasila yang diajarkan di PPKN tidak utuh dan menyeluruh. Menurutnya, Pancasila di dalamnya masih pada tampilan luarnya tanpa mengajarkan filosofi secara mendalam.
Menurutnya, dampak memudarnya Pancasila dari kehidupan masyarakat adalah menghilangnya semangat kebangsaan. Ia menilai, semangat kebangsaan itu tereduksi sehingga muncul individualisme, kosmopolitanisme, dan sikap ahistoris. "Kalau kita tidak menanamkannya sejak dini, hilang semangat kebangsaan itu," kata dia lagi.
Ia mengutip pesan dari Ki Hajar Dewantara yaitu, pendidikan adalah bagaimana membangun sifat-sifat manusia menjadi orang Indonesia. Relasi hubungan guru dan murid juga harus merupakan relasi kekeluargaan, bukan sekadar mentor atau pengajar.