Sempat Terhambat, Israel Izinkan Vaksin Masuk ke Gaza
Israel sempat dituding menghambat masuknya vaksin ke Gaza
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY— Otoritas Palestina (PA) mengirim pengriman awal vaksin Covid-19 ke Jalur Gaza yang dikuasai Hamas, Rabu (17/2) waktu setempat. Ini terjadi dua hari setelah pihak Palestina menuduh Israel mencegah pengiriman vaksin di tengah keberatan dari beberapa anggota parlemen Israel.
Dalam sebuah pernyataan, Menteri Kesehatan Palestina Mai Alkaila mengatakan, bahwa PA telah mengirim 2.000 dosis vaksin Sputnik V Rusia. Seorang fotografer Associated Press di Gaza melihat kiriman tiba pada siang hari Rabu di penyeberangan Kerem Shalom.
Seorang pejabat pertahanan Israel mengatakan, bahwa pihak berwenang menyetujui pengiriman tersebut. Dia menambahkan, bahwa krisis kesehatan di Gaza bukan kepentingan Israel. Pejabat itu berbicara dengan syarat anonim sesuai dengan peraturan.
Sebelumnya, anggota parlemen Israel telah memperdebatkan soal izin pengiriman vaksin ke Gaza. Beberapa orang berpendapat bahwa pengiriman itu harus dikaitkan dengan kemajuan pembebasan dua tawanan Israel yang ditahan Hamas dan pemulangan jasad dua tentara Israel yang tewas dalam perang 2014. Anggota parlemen Israel juga menyatakan keprihatinan bahwa vaksin akan diberikan kepada anggota Hamas daripada tenaga medis.
Gaza adalah rumah bagi lebih dari 2 juta orang Palestina, banyak di antaranya hidup dalam perbatasan yang sempit. Jalur Gaza yang dikuasai Hamas telah berada di bawah blokade Israel-Mesir sejak Hamas merebut kekuasaan dari pasukan PA pada 2007.
Baca juga : Bekas Gereja Jadi Pusat Kegiatan Islam
Kementerian Kesehatan Gaza telah melaporkan lebih dari 53 ribu kasus Covid-19 dan setidaknya 538 kematian sejak dimulainya pandemi.
Vaksin asal Rusia awalnya ditanggapi dengan skeptis karena belum menjalani pengujian yang ketat dari vaksin lain. Namun sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa vaksin itu aman dan efektif.
Gelombang pertama vaksin yang datang...
Gelombang pertama vaksin yang datang hanya akan memungkinkan pihak berwenang untuk memvaksinasi 1.000 orang, sedangkan kampanye vaksinasi yang lebih luas dapat memakan waktu beberapa bulan di Palestina.
PA mengatakan, dosis pertama akan diberikan kepada pekerja medis garis depan. Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf al-Qedra, mengatakan, pihaknya akan memberikan vaksin dalam dua tahap, pertama untuk pasien yang rentan dan kemudian ke petugas medis.
"Jumlahnya sangat kecil dan tidak cukup untuk menutupi 12 ribu pekerja medis," katanya. "Kami pikir lebih baik untuk menginokulasi pasien yang rentan, seperti transplantasi organ dan pasien dialisis."
Seperti diketahui, Israel telah meluncurkan salah satu program vaksinasi paling sukses di dunia. Negaranya menginokulasi lebih dari sepertiga populasinya yang berjumlah 9,3 juta sejak Desember.
Kelompok HAM menilai Israel memiliki kewajiban untuk membagikan vaksin dengan Palestina. Namun Israel menyangkal memiliki kewajiban seperti itu. Pihaknya mengatakan prioritasnya adalah warganya sendiri.
Otoritas Palestina belum secara terbuka meminta vaksin dari Israel. Palestina mengatakan telah mengamankan pasokannya sendiri melalui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan perjanjian dengan pembuat obat.
Sejauh ini, Israel memberikan 2.000 dosis vaksin Moderna kepada PAalestina pada awal bulan ini. Ini pun memungkinkannya untuk mulai memvaksinasi pekerja medis.
Sementara PA mengatakan secara mandiri memperoleh 10 ribu dosis vaksin Sputnik V. PA mengelola sebagian Tepi Barat yang diduduki Israel dan berkoordinasi dengan Israel tentang keamanan dan masalah lainnya.
Hamas diyakini menahan dua tawanan, seorang Israel keturunan Ethiopia yang memasuki Gaza tak lama setelah perang 2014 dan seorang warga Arab Bedouin Israel. Sebagai gantinya, Hamas kemungkinan akan menuntut pembebasan sejumlah besar tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel, termasuk individu yang terlibat dalam serangan mematikan.