Salju Turun di Tabuk Arab Saudi, Tanda Kiamat? 

Akibat salju ini, banyak orang yang melihatnya sebagai fenomena yang tidak normal.

Mohamed Al Sultan/Reuters
Salju Turun di Tabuk Arab Saudi, Tanda Kiamat? Seorang pria dengan latar salju yang turun di Provinsi Tabuk, Saudi Arabia, Selasa (25/2).
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Baru-baru ini media sosial diramaikan dengan salju yang turun di wilayah Tabuk, Arab Saudi. Warganet terheran-heran karena negara tersebut lebih dikenal dengan padang pasir yang panas. 

Baca Juga


Banyak orang mengisahkan reaksi orang-orang hingga binatang terhadap salju tersebut. "Badai salju lebat sedang berlangsung di Tabuk. Unta-unta ini terlihat sangat bingung," kata salah satu akun Twitter. 

Ada juga warganet yang seperti sedang menyindir orang-orang tertentu terkait fenomena ini. "Hai penyangkal iklim, sekarang turun salju di Arab Saudi," kata satu akun. 

Akibat salju ini, banyak orang yang melihatnya sebagai fenomena yang tidak normal. Bahkan tidak sedikit orang yang mengatakan hal ini sebagai tanda-tanda hari akhir atau kiamat yang dipercayai Umat Muslim. Benarkah salju di Tabuk jadi tanda kiamat? 

Dilansir dari Newsweek, salju justru dijelaskan sebagai peristiwa yang biasa dan diketahui banyak warga Saudi. Karena wilayah Utara yang merupakan lokasi Kota Tabuk sudah terbiasa turun salju. 

Baca juga : Sholat Sunnah yang Beranjak Dilupakan Umat Islam

 

 

Seorang pengguna yang mengaku tinggal di negara itu menjelaskan, salju akan turun setiap tahun. "Informasi koreksi: Saya tinggal di Arab Saudi, turun salju setiap tahun di Utara Tabuk. Ini bukan peristiwa langka," katanya. 

 

"Benar-benar turun salju di sana setiap Januari," klaim salah satu pengguna Twitter lainnya. 

Kepastian salju di Tabuk merupakan peristiwa biasa juga ditekankan oleh Jubir Kedubes Arab Saudi untuk Amerika Fahad Nazer. "Tidak dapat disangkal perubahan iklim tetapi juga tidak jarang di wilayah ini, Tabuk di Barat Laut Arab Saudi mengalami salju. Bertentangan dengan persepsi populer, tidak setiap wilayah di Kerajaan hangat sepanjang tahun," katanya di Twitter. 

Dugaan warganet yang mengaitkan turunnya salju sebagai tanda kiamat ini dikatakan karena ada hadist yang menyebut perubahan kondisi di Arab Saudi bisa menjadi tanda kiamat sughro atau kiamat kecil. Hadist Nabi mengatakan kiamat akan terjadi saat Arab Saudi menjadi wilayah yang subur tanahnya. 

Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda,

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَعُودَ أَرْضُ الْعَرَبِ مُرُوجاً وَأَنْهَاراً وَحَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ بَيْنَ الْعِرَاقِ وَمَكَّةَ لاَ يَخَافُ إِلاَّ ضَلاَلَ الطَّرِيقِ وَحَتَّى يَكْثُرَ الْهَرْجُ

"Kiamat tidak akan terjadi hingga wilayah Arab kembali menjadi tanah yang subur banyak padang hijau dan sungai-sungai. Hingga orang yang melakukan safar antara Iraq dan Makkah, tidak ada yang ditakuti selain kegelapan di jalan. Dan tidak muncul kiamat sampai terjadi banyak pembunuhan," (HR. Ahmad).

Tenda didirikan di dekat mobil yang diparkir saat salju turun di Provinsi Tabuk, Saudi Arabia, Selasa (25/2). - (Mohamed Al Sultan/Reuters)

 

Banyak yang mengaitkan salju di Tabuk dengan berubahnya tanah Arab Saudi menjadi hijau dan subur. Hanya saja, peristiwa ini masih harus diteliti lebih dalam tentang kaitan salju dengan kesuburan tanah Arab. 

Pertanyaan tentang waktu sebenarnya hari akhir ini sebenarnya sudah terjadi sejak masa Rasulullah. Allah SWT juga mengabadikannya dalam Alquran:

يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ اللَّـهِ ۚ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا

“Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah”. Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya.” (QS. al-Ahzab: 63).

Pengetahuan tentang hari akhir ini sebenarnya hanya dimiliki oleh Allah SWT. Tugas manusia adalah menjalankan perintah Allah SWT dan mengumpulkan bekal sebaik mungkin untuk akhirat. Sehingga pembahasan tentang waktu kiamat ini menjadi hal yang tidak bermanfaat bagi Muslim. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler