Sejumlah Perusahaan Jepang Siap Berinvestasi di Indonesia

Pada 2019, nilai investasi Jepang di Indonesia sebesar 4,31 miliar dolar AS.

BNPB Indonesia
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang
Rep: Iit Septyaningsih Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dan Jepang terus berupaya meningkatkan kerja sama ekonomi komprehensif, khususnya di sektor industri. Sinergi kedua negara ini diharapkan membawa dampak positif dalam membangkitkan gairah usaha di tengah masa pandemi Covid-19 saat ini.

Baca Juga


“Jepang merupakan salah satu negara mitra strategis bagi Indonesia. Hubungan perdagangan bilateral antara Indonesia dan Jepang pada sektor nonmigas pada periode 2014 sampai 2019 cenderung naik dengan pertumbuhan sebesar 5,06 persen,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan pers, Senin (1/3).

Beberapa waktu lalu, Menperin melakukan pertemuan dengan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji. “Kami mendorong agar para pelaku industri Jepang dapat aktif berinvestasi di Indonesia. Apalagi, Pemerintah Indonesia bertekad menciptakan iklim usaha yang kondusif dengan memberikan kemudahan izin dan berbagai insentif yang menarik,” tuturnya.

Pada 2019, nilai investasi Jepang di Indonesia sebesar 4,31 miliar dolar AS. Sedangkan pada periode Januari sampai November 2020 mencapai 2,58 miliar dolar AS. “2020 merupakan tahun yang penuh tantangan. Tidak saja Indonesia, namun seluruh dunia mengalaminya,” ujar Agus.

Salah satu perusahaan ternama asal Negeri Sakura Toyota Group pun menyatakan minatnya berinvestasi di Indonesia sebesar 2 miliar dolar AS. Toyota Group juga berkomitmen mendukung upaya Pemerintah Indonesia mengurangi emisi karbon dengan memproduksi mobil hibrida dan listrik.

Terkait fenomena kebijakan beberapa negara yang merelokasi pabriknya dari China ke negara lain, perusahaan Jepang juga melakukan relokasi ke negara lain, khususnya Indonesia. Dari total tujuh perusahaan multinasional, terdapat tiga perusahaan Jepang yang akan merelokasi pabriknya dari China ke Indonesia, yaitu Panasonic Manufacturing (senilai 30 juta dolar AS), Denso (138 juta dolar AS), dan Sagami Indonesia (50 juta dolar AS).

Sementara, ekspor sektor nonmigas Indonesia ke Jepang sepanjang 2014 sampai 2019 mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,23 persen. Pada 2019, nilai pengapalan Indonesia ke Jepang bagi sektor nonmigas mencapai 13,8 miliar dolar AS. 

 

Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian Eko SA Cahyanto mengemukakan, pihak Indonesia dan Jepang sepakat akan melakukan kerja sama di bidang pengembangan sektor industri melalui program New Manufacturing Industry Development Center (New MIDEC). Program itu berisikan kerangka proyek kerja sama yang meliputi enam sektor strategis, yaitu industri otomotif, elektronik, kimia, tekstil, makanan dan minuman, serta logam. 

Program New MIDEC akan dilaksanakan pada tujuh bidang lintas sektor yang meliputi metal working, mold & dies, welding, energy conservation, SME development, export promotion, dan policy reforms. “Menindaklanjuti hal tersebut, Kemenperin telah mengusulkan sektor otomotif untuk menjadi sektor pertama (quick win program) pada proyek kerja sama dengan pihak Jepang, melalui dua pilot project, yaitu SME Development dan Mold & Dies,” jelas Eko.

Hingga saat ini, Ditjen KPAII Kemenperin telah menyampaikan dokumen Technical Arrangement (TA) Concept for Automotive Sector, Terms of Reference (TOR) SME Development for Automotive Industry, dan TOR Mold and Dies kepada pihak METI Jepang. “Pada prinsipnya, Jepang menerima konsep proposal dari Kemenperin,” ujarnya. 

Dubes Kanasugi berharap peningkatkan kerja sama dengan Indonesia-Jepang dapat mewujudkan banyak hal positif. “Contohnya pandemi Covid-19 saat ini, tantangan kita bersama untuk saling berbagi kearifan,” tuturnya.

Misalnya, demi mengatasi masalah ekonomi, kedua negara akan terus bergandengan tangan baik bagi kemajuan Indonesia maupun revitalisasi perekonomian Jepang dengan memanfaatkan kekuatan masyarakat Indonesia khususnya generasi muda. “Untuk membuat hubungan yang saling menguntungkan, kami selalu menanamkan semangat untuk bisa bermanfaat baik bagi masyarakat Indonesia maupun Jepang. Kami juga berupaya mendukung aktivitas perusahaan Jepang di Indonesia,” jelas dia. 

Menurutnya, Jepang dan Indonesia memiliki ikatan sejarah tersendiri yang begitu kuat, terlepas dari kenyataan bahwa Indonesia merupakan kekuatan perekonomian besar di kawasan sebagai anggota G20. “Selain itu, dengan adanya sekitar 2.000 perusahaan Jepang di Indonesia, Jepang selama ini turut berkontribusi besar bagi kemajuan perekonomian Indonesia, seperti melalui penciptaan lapangan kerja dan perluasan ekspor,” kata dia.

Sementara, hasil survei Japan External Trade Organization (JETRO) mengemukakan, sekitar 65,1 perusahaan Jepang di Indonesia memperkirakan mengalami operating profit di tahun 2021. Angka ini menunjukkan perkiraantingkat kepercayaan bisnis para pengusaha. Alasan terbesar ekspansi perusahaan Jepang di Indonesia, antara lain adalah peningkatan penjualan di pasar domestik dan potensi perluasan pasar ekspor.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler