AS Peringatkan Kampus Waspada Militer China Curi Teknologi

China membantah tuduhan mencoba mencuri penelitian AS.

VOA
Seorang siswi di AS sedang menggunakan teknologi virtual saat belajar (ilustrasi).
Rep: Dwina Agustin Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Komisi Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) merekomendasikan agar kampus mengambil langkah-langkah untuk mencegah teknologi sensitif dicuri oleh militer China. Rekomendasi ini muncul hasil dari penangkapan lima peneliti China tahun lalu.

Komisi Keamanan Nasional untuk Kecerdasan Buatan (NSCAI), yang dipimpin oleh mantan ketua Google Eric Schmidt, akan memberikan keterangan untuk laporan terakhirnya kepada Kongres pada Senin (1/3). Bagian baru tentang penelitian kampus ditambahkan ke draf akhir yang menampilkan banyak rekomendasi di berbagai bidang termasuk persaingan dalam kecerdasan buatan dan rantai pasokan semikonduktor.

Rekomendasi baru datang ketika AS melanjutkan dengan penuntutan setidaknya lima peneliti China yang ditangkap tahun lalu di berbagai kota di seluruh AS. Mereka ditahan atas tuduhan penipuan visa karena tidak mengungkapkan hubungan dengan militer China.

Mereka yang ditangkap di antaranya mantan sarjana tamu Stanford University di bidang neurologi, Chen Song. Dia menghadapi dakwaan termasuk menghalangi keadilan, penghancuran catatan, dan membuat pernyataan palsu kepada lembaga pemerintah. Dia mengaku tidak bersalah atas dakwaan pekan lalu di Pengadilan Distrik AS Distrik Utara California.

"Dr. Song adalah seorang dokter. Dia di sini untuk melakukan penelitian medis yang akan menguntungkan para korban stroke di AS seandainya dia diizinkan untuk menyelesaikan pekerjaannya,” kata pengacaranya, Ed Swanson.

Kasus lain melibatkan peneliti tamu di UC Davis School of Medicine, Juan Tang, peneliti tamu di UC San Francisco yang sedang mengerjakan proyek yang berkaitan dengan metabolisme dan obesitas, Xin Wang. Selain itu, mahasiswa PhD yang mempelajari AI dan pembelajaran mesin di Indiana University di Bloomington,  Kaikai Zhao. Selanjutnya, peneliti yang bekerja sebagai peneliti di departemen matematika UCLA, Lei Guan.

Baca Juga



Stanford, UCSF, dan UC Davis, semuanya mengatakan mereka bekerja sama dengan pihak berwenang dalam penyelidikan tersebut. Sedangkan China membantah tuduhan mencoba mencuri penelitian AS.

Penangkapan tersebut hasil dari keputusan Departemen Kehakiman AS yang diluncurkan pada 2018 untuk melawan ancaman keamanan nasional China. Lembaga itu menyebut kasus-kasus tersebut adalah bagian yang disebut "inisiatif China".

Rekomendasi NSCAI akan membutuhkan lebih banyak pengungkapan tentang pendanaan penelitian dan kemitraan di kampus. Investigasi ini juga mengusulkan pembuatan database individu dan entitas untuk menandai risiko sebelumnya.

Kapitalis ventura Silicon Valley dan komisaris NSCAI, Gilman Louie, mengatakan database dapat membantu menghindari larangan sepihak berdasarkan afiliasi. Sebagai gantinya, upaya itu memungkinkan AS untuk menilai kasus individu. Louie mengatakan komisi ingin menghindari pendekatan menggunakan kekuatan berlebihan.

Louie menjelaskan, kurangnya panduan membuat beberapa rektor kampus yang gugup telah menjauhkan warga negara China dari proyek penelitian apa pun. "Seseorang itu hanya melihat Anda dan memutuskan karena Anda secara etnis China bahwa Anda tidak dapat lagi dipercaya pada program-program di AS, itu masalah besar bagi saya," ujarnya.

Analis di Georgetown University's Center for Security and Emerging Technology, Emily Weinstein, mengatakan tantangan aturan baru adalah menentukan entitas China mana yang berafiliasi dengan pertahanan. Meskipun beberapa kampus di China jelas-jelas terkait dengan militer, hubungannya tidak selalu jelas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler