Jokowi Minta Pasar Ekspor Diperluas
Jokowi menyoroti pasar ekspor Indonesia yang hanya menyasar ke Uni Eropa dan Amerika.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar Kementerian Perdagangan fokus meningkatkan pasar ekspor produk-produk Indonesia saat ini. Ia ingin agar pasar-pasar non tradisional terus diperluas sehingga produk ekspor dapat semakin meningkat.
“Saya minta pasar-pasar non tradisional harus terus diperluas,” kata Jokowi saat meresmikan pembukaan rapat kerja nasional Kementerian Perdagangan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (4/3).
Menurutnya, selama bertahun-tahun, pasar ekspor Indonesia selalu menyasar ke Uni Eropa dan Amerika saja. Karena itu, ia meminta agar pemerintah tak terus terjebak pada pasar-pasar tradisional tersebut.
Berbagai pasar baru pun harus digarap secara serius. Sebab, banyak negara yang saat ini pertumbuhan ekonominya sudah lebih dari 5 persen.
“Di Afrika, di Asia Selatan, di Eropa Timur, dan negara-negara lainnya harus diseriusi,” tambahnya.
Karena itu, Presiden juga meminta agar penyelesaian perundingan dengan negara-negara potensial semakin dipercepat. Hal ini menjadi agenda prioritas pemerintah karena di masa pandemi saat ini Indonesia membutuhkan pasar ekspor yang baru.
“Kita telah menyelesaikan IA-CEPA dengan Australia, dengan Korea, Dengan IU tolong ini Pak Menteri didorong agar juga selesai dan agar negara-negara lain yang kita belum memiliki CEPA ini segera dirampungkan,” ujar dia.
Selain itu, ia juga mengingatkan agar implementasi 23 perjanjian perdagangan bilateral dan regional yang sudah ditandatangani harus benar-benar dimanfaatkan oleh para pelaku usaha. Ia mencontohkan perjanjian IA-CEPA dengan Australia yang memiliki peluang yang sangat besar di bidang otomotif.
“Pelajari betul pasarnya seperti apa, konsumennya seperti apa, informasikan ke Tanah Air sehingga kita betul-betul bisa membuka pasar di Australia, dan tentu saja produk-produk UMKM lainnya yang memiliki peluang itu perlu dibantu dan didorong,” kata Jokowi.
Menurut Jokowi, hal ini perlu segera dilakukan untuk meningkatkan nilai ekspor dan diversifikasi produk ke negara mitra dagang Indonesia. Lebih lanjut, Presiden juga meminta agar pemerintah memberikan stimulus dan fasilitas ekspor terutama untuk sektor industri manufaktur yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar.
Seperti industri otomotif, elektronik, tekstil, kimia, farmasi, serta industri makanan dan minuman. Melalui insentif dan stimulus yang diberikan pemerintah ini diharapkan dapat membantu memperluas pasar ekspor terutama di negara-negara non tradisional.